Kamal Jabir
Sebelumnya,
banyak pihak meragukan kunjungan Mursi dalam KTT Non Blok di Teheran.
Namun setelah menyampaikan pidatonya, banyak pihak menaruh harapan
besar. Sebab banyak yang menyatakan, perhelatan KTT non blok kali ini
lebih banyak akan dimanfaatkan oleh Iran yang ditengarai memiliki proyek
“membaurkan kelompok lain”; dengan kata membangun koalisi baru yang
berpihak kepadanya. Wajar mereka yang meragukan Mursi sebagai kelompok
di pihak tidak kuat akan dikalahkan oleh kelompok kuat. Sebab tidak bisa
dipungkiri, di kawasan Timur Tengah sedang digelar sejumlah proyek,
namun tidak termasuk “proyek Arab”. Namun siapa yang mentukan bahwa
pihak ini kuat dan pihak ini lemah. Apa standar kekuatan dan kelemahan
untuk menganalisis realuta Negara dan bansga?
Sebenarnya,
jika sebuah pihak memiliki proyek integral, maka dia akan kuat. Jika
tidak demikian kenyataan barang kali itu hanya bersifat sementara.
Paling tidak dia tidak mengikut ke salah satu pihak, namun dia tidak
berani konfrontasi atau terlibat ke salah satu pihak. Dia akan berusaha
“sampai” kepada semua podium untuk mengefektifkan sikap dan proyeknya
serta visi misinya. Itulah sesungguhnya orang kuat dan berani.
Jika
diperhatikan, pidato Mursi adalah representasi peletakan batu pertama
proyek Arab mendatang dengan penuh percaya diri. Ini proyek yang selama
beberapa decade telah hilang karena tarik ulur kepentingan politik luar
di kawasan itu. Bukan hanya di medan politik internasional, bahkan di
latar politik dunia Arab juga ikut lenyak. Lihatnya, dengan percaya diri
menegaskan di hadapan dunia bahwa revolusi Arab telah bangkit dan akan
berjalan di atas rel proyek sendiri, bukan pada blok Iran, Israel atau
Amerika. Itulah proyek Arab murni, suka atau tidak suka.
Mursi
menyadari bahwa proyek dunia Arab ini akan berbenturan dengan proyek
Iran dan Israel – Amerika. Mursi dengan tegas menyatakan bahwa sejak
kini dunia Arab tidak akan menjadi alat bagi proyek Iran atau Israel –
Amerika. Selama ini dunia Arab hanya dijadikan alat dan dimanfaatkan
oleh proyek-proyek yang lain. Bahkan dunia Arab selama lebih sering jadi
“pajak bagi beban konflik yang ada”; dengan dana melimpah dan sumber
daya alam yang banyak. Sehingga secara lingkungan, dunia Arab juga sudah
merugi.
Dan perlu diketahui bahwa dengan
jalannya yang baru ini, Mursi tidak bertolak dari titik nol. Dengan
penuh percaya diri ia sedang meletakkan dasar perimbangan kekuatan yang
dibangun oleh Ikhwanul Muslimin sejak puluhan tahun. Namun demikian ia
tetap tidak menutup pintu dialog dan komuniasi dengan pihak lain untuk
mencari titik kepentingan bersama secara cerdas. Pada saat yang sama,
Mursi tidak menjadi bunglon dan menyamar untuk masuk dalam proyek lain.
Ia tetap menjadi kepribadiannya yang unik.
Proyek
Arab yang akan terbentuk ini akan menjadi api yang tenang. Ia tidak
akan mengikut atau berteduh di bawah proyek lain. Para pengusungnya juga
tidak akan menjadi sosok lugu yang membenturkan dirinya sendiri dengan
proyek-proyek lainnya. Proyek Arab yang dimaksud juga tidak akan menjadi
menjadi proyek local, regional, atau kebangsaan. Ia akan menjadi proyek
yang memenuhi standard an syarat-syarat internasional. Sebab para
pengusungnya tidak membenturkan antara kebangsaan Arab dan Islam.
Sebaliknya mereka menilai bahwa keberhasilan ini akan dituai jika bangsa
Arab bersatu padu dan saling melengkapi. (bsyr)
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com