Kini Kanker Pankreas Bisa Dideteksi Lebih Awal

JAKARTA - Para peneliti Amerika Serikat menemukan perubahan khusus dalam darah pasien yang menderita dua jenis kanker mematikan yaitu kanker pankreas dan kanker mesothelioma. Hal ini memungkinkan para dokter mendiagnosa kanker tersebut pada tahap lebih awal.

Dengan menggunakan teknologi pemindaian yang dikembangkan oleh Somalogic Inc, para peneliti perusahaan mengatakan mereka dapat mendeteksi pertanda awal kanker pankreas dan satu jenis kanker paru-paru yang disebut mesothelioma pada orang yang didiagnosa tetapi tidak mendapat perawatan untuk penyakit itu. "Saat ini kanker tersebut dideteksi pada tahap yang sudah lanjut, ketika kemungkinan diobati sudah minim," kata Rachel Ostroff, direktur riset klinis pada Somalogic Inc, yang memaparkan penemuan itu pada pertemuan Asosiasi Amerika untuk Penelitian Kanker di Denver baru-baru ini.

Kanker pankreas biasanya menyerang tanpa gejala dan baru diketahui pada stadium lanjut. The National Cancer Institute menyebutkan kanker pankreas jarang bisa disembuhkan. Bila kanker masih berada di pankreas (terlokalisasi), tingkat kesembuhan akan makin besar. Meski begitu, biasanya harapan baik ini pada seluruh kasus hanya sedikit yaitu kurang dari 20 persen.

Bagi pasien dengan kanker yang masih berukuran kurang dari 2 cm, tanpa ada penyebaran ke kelenjar getah bening, operasi pengangkatan kanker dapat menyelamatkan penderita setidaknya sampai lima tahun. Kemungkinan ini bisa mencapai 18-24 persen.

Pankreas adalah organ berbentuk tabung seperti bunga karang/spons dengan panjang kira-kira 6 inchi, yang terdapat di belakang lambung. Pankreas menghasilkan enzim dan hormon, termasuk insulin. Enzim pankreas membantu mencerna makanan di dalam usus kecil, sedangkan insulin mengontrol kadar gula dalam darah. Kedua enzim dan hormon itu diperlukan untuk mempertahankan tubuh agar bekerja dengan benar.

Pria memiliki dua kali kemungkinan untuk terserang penyakit ini. Kanker pankreas lebih sering terjadi pada perokok dibandingkan orang yang tidak merokok. Orang yang menderita penyakit pankreas kronis dan mereka yang kemungkinan menderita diabetes yang berlangsung lama (terutama para wanita) memiliki risiko lebih besar.

Sementara itu, mesothelioma merupakan bentuk kanker yang sering disebabkan oleh sel-sel ganas yang berkembang di mesothelium, sebuah lapisan pelindung yang meliputi sebagian besar organ tubuh. Bagian yang paling umum adalah selaput dada (lapisan luar dari paru-paru dan dinding dada internal), tetapi mungkin juga terjadi pada selaput jantung, atau selaput vaginalis.

Sebagian besar orang yang terkena mesothelioma disebabkan sering terpapar partikel asbes. Mencuci pakaian dari anggota keluarga yang bekerja dengan asbes juga dapat berisiko terserang mesothelioma. Tidak seperti kanker paru-paru, dan tidak ada hubungan antara mesothelioma dan merokok.

Gejala mesothelioma termasuk sesak nafas karena pleural cairan (cairan antara paru-paru dan dinding dada) atau dinding dada sakit, dan juga karena kelebihan berat badan. "Deteksi kanker yang agresif ini pada tahap lebih awal akan mengidentifikasi pasien untuk perawatan lebih awal, yang mungkin memperbaiki kualitas hidup mereka dan kesempatan untuk sembuh," katanya.

Kanker pankreas relatif jarang, tetapi merupakan penyebab keempat terbesar kematian yang berkaitan dengan kanker di Amerika Serikat (AS). Sedangkan mesothelioma, yang disebabkan oleh asbestos, menewaskan sekitar 15 ribu hingga 20 ribu orang per tahun di seluruh dunia.

Pada Agustus, NEC Corp dari Jepang menginvestasikan dana 5 juta dolar AS sebagai bagian dari kemitraan strategis dengan Somalogic yang berpusat di Colorado untuk mengembangkan teknologi yang bertujuan mendeteksi penyakit dengan menguji protein dalam setetes darah. Tes Somalogic tergantung pada aptamers -- rangkaian materi genetika yang terikat pada protein. Somalogic telah memperbaiki teknologi yang membuat molekul itu lebih mungkin untuk melekat pada protein khusus.

Untuk penelitian itu, para peneliti perusahaan menguji sampel darah pasien yang menderita dua jenis kanker itu dan mereka yang tergabung dalam kelompok kontrol yang memiliki kondisi dengan gejala serupa dengan kanker tersebut seperti pankreatitis dan fibrosis paru. Tim itu menggunakan model komputer untuk mencari perbedaan biologi yang signifikan, atau penanda biologi  atau biomarker yang membedakan sampel darah dari pasien kanker dengan mereka yang tidak
menderita kanker.

Untuk kedua kanker, tim menemukan penanda biologi yang memiliki akurasi tinggi dalam mendeteksi setiap jenis kanker, kata Ostroff. Mereka juga sangat spesifik, dalam arti mereka mampu dengan tepat mengeluarkan orang yang tidak menderita kedua kanker itu. Kini biomarker itu perlu dipertegas dengan studi lain untuk memastikan bahwa hasil itu akurat dan dapat direproduksi dalam tes diagnostik. "Sangat mudah untuk menemukan biomarker," kata Ostroff pada pertemuan itu. "Sulit untuk melakukan validasi pada mereka."

Ostroff mengatakan timnya akan mengamati sejumlah faktor yang dapat memicu hasil positif palsu, seperti berapa lama sebuah sampel harus diletakkan pada rak sebelum diuji. "Kami meneliti paramater ini untuk memastikan bahwa kami mengamati biomarker penyakit," katanya.
Sumber

KATA MEREKA

Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com

Lebih baru Lebih lama