Risalah Pergerakan Pemuda Islam (3) Amal Thullabi

Mengembalikan Bangunan Yang Hilang
Masyarakat terbentuk dari pribadi manusia dan lingkungan yang melingkupinya serta nilai-nilai yang baku di dalamnya. Jika unsur-unsur ini terjalin dengan seimbang berarti masyarakat itu akan kokoh dan matang. Jika individu adalah dasar setiap masyarakat, maka mahasiswa adalah salah satu individu pilihan yang paling banyak kontribusinya di masyarakat, paling dinamis dan berpengetahuan.
Masyarakat dapat bangkit bersama harakahnya, sebagaimana masyarakat akan diam jika ia melalaikan kewajiban dan peranannya. Oleh karena itu, masyarakat sangat memperhatikan pelajar/mahasiswa. Mereka mengamanahkan kepadanya lingkungan tempat ia belajar, mengamanahkan kepada guru atau dosen untuk mendidiknya, mengamanahkan kepada setiap murobbi untuk mentarbiyah dan membentuknya di atas landasan aqidah, dengan tarbiyah individu yang memperhatikan aspek jasmani, akal, ruh, perasaan dan emosi, maupun dengan tarbiyah kolektif yang memperhatikan masyarakat, bangsa, umat, dan din dengan integralitas dan nilai-nilainya. Mereka juga memberikan kepada para pelajar seluruh apa yang mereka miliki. Maka menjadi kewajiban setiap pelajar/mahasiswa (di usia produktif dan kontributif) untuk memberikan kepada masyarakat segenap pemikiran, ilmu, dan amal hingga ia maju bersama masyarakat, dan masyarakat berbangga dengan keberadaannya.
Mengapa pelajar/mahasiswa mengemban amanah ini? Sebab:
1. Kekuatan Pemuda (Quwwatu Asy-Syabaab)
Faktor pertama adalah karena amal thullabi berdiri di atas para pemuda, sedangkan pemuda selalu berada di garis terdepan dalam perjuangan umat dan mampu terlibat di semua sektor.
- Sektor Pembebasan dan Kemerdekaan
Pemuda adalah kemampuan, tekad, keberanian, dan kesabaran menghadapi tantangan. Dengannya umat menghalau musuh dan mengangkat bendera kejayaannya.
- Sektor Pemikiran dan Pembentukannya
Pemuda adalah unsur kokoh yang mampu belajar keras, menguasai dan menghasilkan pemikiran serta pembaruan. Ibarat ranting yang masih segar, kelenturannya cukup untuk terbentuknya pemikiran sekaligus mentransformasikan pemikiran tersebut kepada orang lain.
- Sektor Iman dan Amal
Iman yang diam dan kehilangan dinamika tidak ada harganya, sedangkan keimanan pemuda selalu memunculkan energi tersembunyi yang besar dalam bentuk gerakan membina umat.
- Sektor Perubahan
Pemuda adalah pelopor dan sarana perubahan. Allah SWT tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai mereka mengubah kondisi jiwa mereka. Sedangkan pemuda memiliki kekuatan jiwa yang besar, maka perubahan yang dilakukannya pun besar.
2. Memberi Tanpa Berpihak/Obyektif (‘Athoo bilaa tahazzub)
Pelajar/mahasiswa yang berwawasan luas dan mempunyai pengalaman masa lalu, mengembangkan akdvitas masa kini secara dinamis, ditambah kemampuan mengembangkan diri serta memandang jauh ke masa depan yang cemerlang, mereka akan bersikap obyektif dan positif, jauh dari halhal yang memecah belah barisan dan pemikiran mereka.
3. Kelompok yang Selalu Bekerja (Qowmun ‘Amaliyyuuri)
Setiap bangsa berlomba-lomba di bidang ilmu, pemikiran, nilai, dan akhlak. Setiap pertarungan ada medannya dan setiap medan ada tokohnya. Pemuda yang berwawasan dan peduli terhadap problematika umat serta selalu mempelajari faktor-faktor penopang peradaban masa lalu dan kini secara integral, mereka lebih mampu untuk mengatur medan pertempuran aqidah dan ideologi daripada orang-orang yang tidak memiliki tsaqofah yang dalam.
4. Wanita dan Pria (Al Mar-atu war Rojul)
Problematika wanita menjadi suatu yang menyibukkan masyarakat, padahal ia adalah problematika sederhana yang sudah terpecahkan. Wanita adalah saudara kandung laki-laki. Dalam bingkai aturan akhlak mulia, wanita memiliki hak, kewajiban, dan tanggung jawab yang sama dengan laki-laki. Keduanya dapat bersama-sama menjalankan tugas.
5. Syuro Tanpa Sikap Diktator (Syumo bilaa Istibdaad)
Syuro dan kemerdekaan adalah hal yang paling berharga yang dibawa oleh syari’at Islam. Tauhid dalam Islam sebenarnya merupakan deklarasi pembebasan manusia dan pemuliaannya. Setiap gerakan apapun bentuk dan namanya, dulu atau kini, jika mengabaikan syuro dan kemerdekaan akan dimanfaatkan untuk kepentingan orang lain. Sayangnya banyak yang tidak memahami ini dan boleh jadi banyak yang merindukan “sang diktator adil.” Pemuda yang memiliki pemikiran terang mereka akan memahami hal ini.
6. Bersifat Internasional (‘Alamiyyah)
Di masa ta’ashshub (fanatisme) terhadap daerah, negeri, warna kulit, atau bahasa, kita menemukan para pelajar/mahasiswa jauh dari polusi tersebut. Mereka berkumpul dari berbagai jurusan dan negara, disatukan oleh aqidah dan mashlahat umat, mereka tetap mampu untuk saling tafahum (memahami), bertemu, dan memberi. Dan, masih banyak faktor-faktor lain yang menyimpulkan bahwa seorang pelajar/ mahasiswa aktivis amal thullabi mampu mengemban tanggung jawab di hadapan Allah SWT tanpa menyaingi atau menantang seorang pun dalam kepentingan duniawi. Bahkan justru menyempurnakan ruang lingkup tarbiyah, bersama semua aktivis da’wah di bidang lain.
Apakah Amal Thullabi Itu?
Pelajar/mahasiswa adalah pemuda atau pemudi yang meraih ilmu pengetahuan di sekolah-sekolah, kampus-kampus, lembaga-lembaga pendidikan dan keterampilan, yang hidup bersama rekan-rekannya hampir sepanjang hari. Hal ini berlangsung beberapa tahun sesuai program yang sedang ia jalani.
Pelajar/mahasiswa sedang berada dalam fase serba ingin tahu, pembentukan kepribadian, penuh perhatian terhadap problematika masyarakat, siap memberi dan berkorban. Ketika sekelompok pelajar/mahasiswa bergerak dalam satu amal yang terpadu menuju kebangkitan umat, maka aktivitas dan gerakan mereka disebut Amal Thullabi.
Amal thullabi yang terefleksi pada buku, guru/dosen, sekolah, kampus, tulisan ilmiah, lembaga kemahasiswaan, baik di tingkat fakultas atau perguruan tinggi, adalah lingkaran awal masyarakat madani. Selanjutnya diikuti oleh organisasi profesi yang mengembangkan amal thullabi di berbagai spesialisasi profesi, diteruskan oleh partai yang menjaga iklim kemerdekaan dan demokratisasi sebagai lingkaran akhir untuk membentuk masyarakat dengan nilai-nilai Islam yang lurus. Dengan semua itu, umat akan mampu memperoleh tempatnya yang terhormat di tengah masyarakat manusia.
SIYASAH AMAL THULLABI 
Yang dimaksud dengan siyasah ‘ammah (kebijakan umum) ialah garis-garis besar yang harus dijalankan oleh amal thullabi untuk mencapai sasarannya. Amal thullabi yang ada di seluruh dunia memerlukan pola ta’amul (interaksi) yang bijaksana dengan orang lain. Sejauhmana penguasaan amal thullabi terhadap kondisi obyektif di daerahnya dan di dunia internasional, juga kebijakannya dalam menangani permasalahan, dan pemusatannya pada produktivitas amal, maka sejauh itu pula pencapaian sasarannya dan keberhasilannya melewati tantangan.
Oleh karena itu keberadaan siyasah ‘ammah mutlak diperlukan untuk membingkai kerja, dan melindungi amal thullabi dari penyimpangan internal dan bahaya eksternal.
1. AL-’AQIDAH:
Aqidah islamiyyah dan nilai-nilainya adalah sumber petunjuk dan pengarahan.
2. AL-HURRIYYAH (Kemerdekaan):
Mahasiswa melaksanakan peranannya secara bebas, tanpa ada seorangpun yang boleh menghalanginya dari kebenaran.
3. AL-WAHDAH (Kesatuan)
Amal thullabi harus menyatukan barisanbarisan, bukan memecah-belah, mendekatkan perbedaan sikap, mematangkan pemikiran, dan menyatukan upaya menuju tujuan bersama.
4. AL-BINAA (Pembinaan)
Amal thullabi bertujuan membina pelajar/ mahasiswa putra/putri secara ruhi, fikri, ‘ilmi, ijtima’i (sosial), dan jasadi sebagai batu-bata yang baik dalam bangunan masyarakat Islam.
5. ASY-SYUURO (Musyawarah)
Syuro yang mengikat dan demokrasi adalah sarana yang benar dalam pengambilan keputusan.
6. AL-AKHLAAQ
Amal thullabi adalah amal yang berkomitmen dengan akhlak dan suluk (perilaku) yang lurus.
7. AL-HIWAAR LAA AL-’UNF
(Dialog, bukan Kekerasan): Bahasa dialog dan saling memahami adalah pedoman yang harus dipegang, bukan kekerasan dan permusuhan. Mengubah kemudharatan harus ditempuh dengan cara sebaik mungkin hingga tidak menimbulkan mudharat yang lebih besar.
8. AL-’AJLANIYYAH (Terang-terangan)
Amal thullabi adalah aktivitas terang-terangan, jauh dari sembunyi-sembunyi.
9. AL-INFITAAH (Terbuka)
Amal thullabi harus terbuka dalam menjalin hubungan dengan semua pihak, menjauhi fanatisme sempit yang memecah-belah.
10. AR-RIYAADAH (Kepeloporan)
Amal thullabi adalah aktivitas kepeloporan, selalu membawa bendera di depan dan memimpin yang lain di setiap medan amal.
11. AL-MU-ASSASIYYAH (Kelembagaan)
Amal yang berhasil adalah aktivitas yang dilaksanakan melalui lembaga yang didasari perencanaan yang matang dan manajemen yang benar.
12. AL-AWLAWIYYAH (Memiliki Prioritas)
Amal thullabi harus serius menempatkan aktivitasnya berdasarkan skala prioritas, mendahulukan yang terpenting, dst.
13. AL-WATHONIYYAH (Kebangsaan)
Amal thullabi adalah aktivitas kebangsaan yang mulia, di mana ia membela hak-hak dan nilai-nilai luhur bangsanya.
14. AL-’AALAMIYYAH(Internasional)
Amal thullabi adalah aktivitas yang benar-benar internasional, memiliki hubungan dengan seluruh gerakan pelajar/mahasiswa di seluruh dunia berdasarkan kaidah: “Li kullin Thorfuhuu, wa lil-jamii’i ahdaafun musytarokah” (Masing-masing memiliki situasi dan kondisi, dan semuanya memiliki tujuan yang sama).
15. AL-INSAANIYYAH (Kemanusiaan)
Amal thullabi bersifat manusiawi seluas-luasnya, membela hak asasi manusia dari berbagai jenis, bangsa, warna kulit, agama, atau pemikiran berlandaskan kemerdekaan, keadilan, dan pembela terhadap yang tertindas di manapun mereka berada. []

KATA MEREKA

Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com

Lebih baru Lebih lama