Tayangan Kekerasan Membuat Anak Tidak Sensitif




GemaDakwah
--Program acara anak di media massa saat ini dinilai telah membuat anak tidak sensitif dan kurang manusiawi. Demikian diutarakan Profesor Azmuddin Ibrahim, Dekan Studi Media dan Komunikasi Universitas Selangor, pada Konferensi Internasional tentang Media Islam, di Hotel Sultan, Selasa (13/12/2011) pagi.

Azmuddin beralasan, hal itu disebabkan porsi kekerasan pada program anak ternyata jauh lebih banyak dibanding program acara orang dewasa.

Katanya, pada tanyangan kartun dan iklan-iklan mainan terdapat 25 adengan kekerasan setiap jamnya.

"Akibatnya anak-anak menjadi bosan jika sebuah acara tidak menampilkan adegan pembunuhan," tutur Azmuddin yang mengaku punya tiga orang cucu ini.

Sikap Tak Acuh

Selain tayangan kekerasan, dekadensi sensitivitas dan moral juga dipengaruhi oleh pembelokan arah wacana oleh media-media tertentu. Dia mencontohkan, pemberitaan media Barat terhadap Somalia sebagai sarang penyamun dan penculik, telah mempengaruhi pandangan sebagian orang.

"Sampai ada yang bilang, untuk apa bantu Somalia. Nanti mereka juga bisa survive," ujarnya.

Azmuddin mengaku telah melakukan penelitian tentang penggunaan internet oleh mahasiwa universitas internasional. Dari banyak hal yang digali, ada satu temuan yang mengejutkannya.

"Ternyata 41 persen responden mengaku tidak merasa bersalah atau berdosa ketika mereka membuka situs-situs porno," kata Azmuddin.

Mulai hari ini hingga hari Kamis 15 Desember, sebanyak 400 peserta konferensi dari negara-negera OKI akan membahas perkembangan media massa, pengaruh terhadap dunia Islam, dan solusinya.

 Hidayatullah.com

KATA MEREKA

Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com

Lebih baru Lebih lama