Menurut ahli jantung, Dr Muhammad Munawar,
mereka yang menderita penyakit jantung, baik gangguan pada jantung
maupun pembuluhnya, memang berisiko kematian. Namun, dengan pengobatan,
terapi, dan tindakan tertentu yang tepat, seorang pasien jantung bisa
saja terbebas dari penyakitnya asalkan tekun dalam menjalani terapi dan
berolahraga.
Pada bulan Ramadhan, dokter Muhammad menyarankan para pasien penyakit jantung bisa saja mengikuti puasa dengan tanpa masalah. Mereka bisa menjalani ibadah dengan normal seperti biasa, tentu tetap memperhatikan pengobatan yang dijalaninya. "Tak ada masalah bagi penderita penyakit jantung untuk menjalani ibadah puasa," katanya
Pada bulan suci ini, kegiatan ibadah juga semakin meningkat. Menurut dia, tak ada perlakuan khusus bagi mereka yang mengalami penyakit jantung dalam meningkatkan aktivitas ibadah mereka pada bulan Ramadhan. "Aktivitas itu malah membantu mereka sebagai bagian dari exercise (olahraga)."
Untuk menjalankan ibadah puasa, kata Munawar, para pasien penyakit jantung tak perlu melakukan sesuatu yang khusus. Bila pasien itu diwajibkan menjalani pengobatan dengan oral (obat minum), obat itulah yang harus tetap diminum secara rutin dan tak ditinggalkan selama berpuasa.
"Pasien penyakit jantung jarang diberikan obat, hanya beberapa kasus, seperti gagal jantung. Namun, ada beberapa pilihan yang bisa ditempuh oleh pasien untuk obatnya. Ini bisa dikonsultasikan kepada dokternya," jelas Munawar.
Pilihan-pilihan yang dimaksud pakar aritmia ini adalah meminta dokter untuk memberikan obat yang rutinitas meminumnya dikurangi. Misalnya, pasien diberikan obat yang rutin diminum tiga kali sehari. Khusus dalam bulan puasa, pasien bisa meminta agar dokter memberikan obat yang rutinitas meminumnya hanya sekali sehari.
Pada bulan Ramadhan, dokter Muhammad menyarankan para pasien penyakit jantung bisa saja mengikuti puasa dengan tanpa masalah. Mereka bisa menjalani ibadah dengan normal seperti biasa, tentu tetap memperhatikan pengobatan yang dijalaninya. "Tak ada masalah bagi penderita penyakit jantung untuk menjalani ibadah puasa," katanya
Pada bulan suci ini, kegiatan ibadah juga semakin meningkat. Menurut dia, tak ada perlakuan khusus bagi mereka yang mengalami penyakit jantung dalam meningkatkan aktivitas ibadah mereka pada bulan Ramadhan. "Aktivitas itu malah membantu mereka sebagai bagian dari exercise (olahraga)."
Untuk menjalankan ibadah puasa, kata Munawar, para pasien penyakit jantung tak perlu melakukan sesuatu yang khusus. Bila pasien itu diwajibkan menjalani pengobatan dengan oral (obat minum), obat itulah yang harus tetap diminum secara rutin dan tak ditinggalkan selama berpuasa.
"Pasien penyakit jantung jarang diberikan obat, hanya beberapa kasus, seperti gagal jantung. Namun, ada beberapa pilihan yang bisa ditempuh oleh pasien untuk obatnya. Ini bisa dikonsultasikan kepada dokternya," jelas Munawar.
Pilihan-pilihan yang dimaksud pakar aritmia ini adalah meminta dokter untuk memberikan obat yang rutinitas meminumnya dikurangi. Misalnya, pasien diberikan obat yang rutin diminum tiga kali sehari. Khusus dalam bulan puasa, pasien bisa meminta agar dokter memberikan obat yang rutinitas meminumnya hanya sekali sehari.
"Namun, kalau pasiennya mendapatkan obat yang tiga kali sehari, dia
bisa mengatur waktu minumnya yang tidak mengganggu jadwal berpuasa."
REPUBLIKA.CO.ID,
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com