WASHINGTON --
Amerika Serikat dinilai selalu memaksakan kehendaknya di suatu negara,
khususnya wilayah Timur Tengah. Tak pelak, AS selalu menggunakan
cara-cara koboi untuk masuk ke suatu negara, tanpa memikirkan
masyarakatnya yang tersinggung negaranya diacak-acak pihak asing.
Karenanya, Presiden Mesir, Muhamad Mursi
menyerukan Negeri Paman Sam itu mengubah pendekatannya secara mendasar
terhadap negara-negara di kawasan Timteng. Mursi berpendapat AS harus
menunjukkan respek yang lebih besar terhadap nilai-nilai yang ada di
negara-negara tersebut.
"Pemerintahan AS secara turun-temurun
membeli ketidaksukaan, jika bukan kebencian dari orang-orang negara
Arab, dengan uang pajak warga Amerika," kata dia dalam sebuah interview
dengan New York TImes seperti dilansir Press TV, Senin (24/9).
"Saya," sambung Mursi, "membuktikan independensi saya dengan melakukan tindakan-tindakan yang tepat bagi negara saya."
Mursi mengakui adanya perbedaan budaya
dan nilai di antara dua peradaban tersebut. Namun, hal itu bukanlah
penghalang untuk menunjukkan respek terhadap nilai-nilai universal.
"Jika Anda ingin menilai perilaku orang
Mesir dengan standar budaya Amerika, maka tidak ada ruang untuk
penilaian. Ketika orang Mesir memutuskan sesuatu bisa jadi hal itu tidak
tepat bagi AS. Dan ketika orang Amerika memutuskan sesuatu, tentu saja
itu juga bisa jadi tidak tepat bagi Mesir," papar Presiden Mesir pertama
yang hafal Alquran. (baca: Mursi Presiden Mesir Pertama Hafal Alquran).
Dalam kesempatan itu, Mursi juga
menyinggung tanggung jawab AS bagi kemerdekaan rakyat Palestina. Ia
mengingatkan AS telah menandatangani perjanjian Camp David 1978 yang
menyerukan penarikan tentara Israel dari Tepi Barat dan Gaza.
REPUBLIKA.CO.ID,
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com