picture

Islam Menuntut Kesatuan

Uztadz H. Abdurrahman Yusak, Lc

Dalam hadits, Rasulullah memberikan perumpamaan, para orang mukmin itu bagaikan satu tubuh, jika salah satu anggota merasa sakit, maka ada sensor perasa yang bekerja menyalurkannya ke otak, sehingga seluruh tubuh mengetahui, ada bagian tertentu dalam keadaan tidak nyaman. Sederhananya, jika lengan kanan yang merasa gatal, maka tangan kiri yang bekerja.
Perumpaan yang di berikan Rasulullah tersebut, benar-benar menggambarkan dengan sangat jelas bagi kita,betapa Islam mementingkan kesatuan. Dalam Al Qur'an, Allah Swt langsung mempersaudarakan antara orang-orang yang beriman, "Sesungguhnya para orang mukmin itu bersaudara".Bagaimana bentuk persaudaraan itu??, jawabannya sudah kita dapatkan padapragraf pertama di atas. Nyatanya sudah ada dalam praktek lapangan yang dulu pernah dilakukan oleh para pengikut Rasulullah. Pada masa hijrah, dan kisah ini selamanya dikenang sebagai bentuk momen sejarah Islam yang amat mahal.
Yaitu bagaimana kaum Anshar menyambut kaum Muhajirin layaknya seperti saudara-saudara mereka. Bukan hanya materi yang mereka berikan, tapi perhatian dan kasih sayang juga mengalir dari hati, sebagai bentuk implementasi perintah Allah dan Rasulullah Saw. Sehinggaumat Islam ketika itu satu keluarga.
Mimpi rasanya, kondisi masa hijrah itu kita temukan pada masa sekarang ini. Karena memang tidak ada kesamaan alur cerita di dalamnya. Dulu, di masa hijrah orang Islam diinjak-injak kehormatannya. Jumlah mereka sedikit. Ada seorang pemimpin yang agung ahklaknya, dan amat didengar ketika ia berbicara. Sedangkan kita sekarang, berjumlah amat banyak, belum ada seorang pemimpinpun yang menahkodai umat secara global, dan lain sebagainya. Yang sama itu, hanya kehormatan Islam yang sedang di injak-injak, namun bagian tubuh yang lain mati rasa, tidak tahu bahwa anggota yang ada dalam tubuh sedang merintih kesakitan.
Satu hal yang tidak boleh kita lupakan, bahwa sejarah keemasan Islam adalah media rujukan untuk kembali kepada sebuah kemenangan, sekarang kita hanya menjadikan usaha sebagai sebab dalam menggapai ulangan episode sejarah tersebut.


KATA MEREKA

Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com

Lebih baru Lebih lama