Terowongan Dihancurkan, 1,7 Juta Warga Gaza Terancam Hidupnya

Tarqiyah :Gaza.  Konflik yang terjadi di Mesir saat ini sangat berdampak pada pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza yang kini masih berjalan, antara lain sulitnya beberapa bahan bangunan seperti semen, setelah sebelumnya Gaza juga mengalami krisis gas, bensin, solar, bahkan beras.
Kita ketahui bahwa, warga Gaza menggantungkan kebutuhan hidup mereka pada terowongan-terowongan yang menghubungkan Jalur Gaza ke Mesir.
Dahulu, terowongan-terowongan yang dibangun oleh rakyat Gaza itu dipakai untuk bersembunyi dari blokade Israel. Namun kini terowongan-terowongan itu telah beralih fungsi, sekarang menjadi sarana untuk menyelundupkan makanan, bahan bakar dan material bangunan.
Sementara itu, militer Mesir telah memulai aktivitas penghancuran terowongan yang menghubungkan antara Mesir dan Gaza dengan menggunakan buldoser dan tangki air untuk membanjiri terowongan-terowongan tersebut, dan ini tentu sangat mengancam kehidupan 1,7 juta warga Gaza.
Sedangkan menurut dari sebagian penduduk Gaza bahwa pesawat-pesawat Mesir sudah mulai membombardir kawasan terowongan-terowongan Rafah.
Sumber-sumber keamanan Mesir mengatakan, militer juga melakukan kampanye untuk mencari dan menghancurkan semua terowongan di perbatasan dengan Gaza. Sumber tersebut juga mengatakan bahwa Pimpinan Militer Mesir, Abdul Fattah Al-Sissi memberi perintah langsung kepada pasukannya untuk menghancurkan semua terowongan perbatasan dengan menggunakan bahan peledak, alat berat dan dengan membanjiri terowongan. Al-Sissi berdalih militer tidak akan membiarkan pihak manapun untuk membahayakan keamanan nasional Mesir, ekonomi, dan sumber daya nasional.
Penutupan pintu perbatasan Rafah dan pembatasan jumlah orang yang dapat melintas mengakibatkan harga kebutuhan pokok melambung tinggi di Gaza karena sebagian besar aktivitas ekspor dan impor juga berlangsung melalui terowongan.
Analis Ekonomi Palestina, Samir Abu Mudllalah mengatakan lonjakan harga sangat dipengaruhi oleh situasi saat ini. Menurutnya seperti dilaporkan Al-Ray Agency, kantor berita berbasis di Gaza, blokade Israel yang sedang berlangsung, serta penutupan perbatasan Mesir menjadi penyebab melejit nya harga kebutuhan pokok.
Menurut informasi, kondisi harga bahan pokok dan barang melonjak, harga gandum; tadinya 125 syekel per 25 kg, sekarang  menjadi 150 syekel per 25 kg, harga gula; tadinya 100 syekel per sak, sekarang menjadi 150 syekel per sak, harga semen; tadinya 500 syekel per sak, sekarang menjadi 1000 syekel per sak.
Selain terowongan, warga Gaza bisa mendapatkan barang-barang kebutuhan pokok melalui pedagang Israel, akan tetapi harganya sangat mahal, dan tidak semua orang mempunyai akses ke sana.
Akan tetapi, selama ini warga Gaza terkenal ulet, setiap kali terowongan dihancurkan, mereka akan membuat kembali terowongan-terowongan yang bisa menghubungkan mereka ke Mesir.
Dan saat ini, kekurangan pasokan bahan pokok dan material terjadi karena barang yang masuk melalui terowongan di bawah perbatasan dengan Mesir terhenti. Pasokan makanan yang ada di Jalur Gaza hanya cukup untuk stok beberapa pekan.

Pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza
Sementara itu, menurut Fikri, salah satu relawan RSI Gaza, mengatakan setelah ricuh Mesir, kini masuknya suplai semen dari Mesir sangat terbatas, tidak seperti sebelumnya. Bukan hanya dibatasi masuknya semen ke Jalur Gaza, tetapi juga harga-harga naik drastis. Harga semen misalnya semula harga semen per-ton 400 syekel, kini menjadi 1000 syekel.
Semen merupakan bahan sangat penting dalam sebuah proyek pembangunan. Dengan segala usaha yang dilakukan para relawan agar pembangunan RSI terus berjalan, semen akhirnya bisa didapatkan walaupun tidak sesuai target, dan pekerjaan pembangunan RSI terus berlanjut walaupun agak sedikit tersendat oleh beberapa faktor tersebut.
Jenis pekerjaan pembangunan RSI yang sedang dilaksanakan saat ini adalah mekanikal elektrikal, pengecatan, pemasangan dinding batu alam (Hajar Quds), dan terakhir dikerjakan para relawan yaitu perataan jalan dan halaman RSI, pagar dinding, main entrance dan granolitik.
Pada bulan Ramadhan ini, para relawan bekerja dari ba’da Subuh yaitu mulai pukul 05.00 hingga menjelang Zhuhur pukul 12.00, dengan sekali istirahat selama setengah pada pukul 09.00 untuk shalat Dhuha.
Setelah shalat Zhuhur sebagian relawan menggunakan waktu mereka untuk tadarrus Al-Quran di masjid dan sebagian ada yang di RSI. Sebagian relawan menghabiskan waktu mereka dengan menetap di masjid dari shalat Zhuhur hingga. Menjelang buka puasa, mereka pakai untuk istirahat dan tadarrus Al-Quran. Mereka membawa bekal untuk buka puasa berupa buah kurma dan makanan seadanya.
Selesai shalat Maghrib, para relawan kembali ke RSI untuk makan malam bersama, dan melanjutkan tadarrus hingga datang waktu Isya, dan segera beristirahat sesudahnya. Kemudian para relawan bangun jam dua pagi dan melaksanakan shalat Tahajjud, dan makan sahur setelahnya hingga menjelang Subuh.
Terakhir Fikri menuturkan, dukungan berupa doa dan lainnya sangat diharapkan bagi relawan RSI. Para relawan RSI mengharapkan jangan berhenti berdoa untuk keselamatan seluruh muslimin di Gaza dan khususnya para relawan Indonesia yang berada di sana, dan demi kelancaran proses pembangunan RSI saat ini. (arif/sbb/dkw)
 Wallahu A‘lam.


KATA MEREKA

Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com

Lebih baru Lebih lama