picture

Membaca Badai dan Kemenangan PKS dalam Al-Qur’an

Tarqiyah : Dalam perjalanan sejarah reformasi di negeri ini Partai Keadilan Sejahtera menjadi suatu bagian menarik untuk dicermati. Ketika Pemilu pertama di era reformasi dilaksanakan hingga Pemilu tahun tahun 2014 ini PKS terus menggaungkan eksistensinya sebagai Partaii Dakwah yang terus aktif menggerakkan roda reformasi yang perjalanannya kian terseok-seok. Merunut sejarah perjalanan partai ini sejak pemilu 1999 maka dapat diurai secara singkat bahwa pada tahun tersebut PKS masih bernama PK (Partai Keadilan) dengan nomor urut peserta pemilu nomor 24 memperoleh 1,4 juta suara (7 kursi). Pada pemilu tahun 2004 PKS dengan nomor urut peserta pemilu nomor 16 memperoleh suara sebanyak 8,3 juta (45 kursi). Pada pemilu 2009, PKS dengan nomor urut peserta Pemilu nomor 8 mengalami penurunan jumlah suara namun meningkat jumlah kursi di parlemen yakni 8,2 juta suara (57 kursi). Dan pada pemilu tanggal 9 April 2014 nanti PKS melenggang dengan nomor urut 3.

Nah, sekarang mari kita cermati sejenak hubungan yang tidak sengaja dengan salah satu surah dalam al-Qur’an yaitu surah al-Insyirah yang terdiri dari 8 ayat. Mengapa surah ini yang dipilih? Karena surah inilah yang paling tepat menggambarkan tanggal penyelenggaraan Pemilu 2014, yaitu 9 adalah tanggal pelaksanaannya dan 4 adalah bulan April yang jika disandingkan menjadi 94. Surah ke-94 dalam al-Qur’an adalah al-Insyirah yang artinya ‘kelapangan’ yang juga memiliki makna ekspansi dan menjadi tanda-tanda bagi PKS bahwa bertambah luasnya lahan dakwah akan menjadi beban tersendiri bagi kader PKS di masa yang telah dekat. Sedangkan nomor-nomor urut PKS pada setiap pemilu menjadi rangkaian ayat pada surah tersebut, yaitu 2,4, 1, 6, 8, dan 3. Nah, lantas kemana harus merujuk ayat 5 dan 7? Subhaanallah! Ternyata angka itu terdapat pada orang yang mencabut nomor urut 3 tersebut pada saat pengundian nomor urut partai di KPU pada bulan Januari 2013 yang lalu. Itulah tanggal lahir Luthfi Hasan Ishaak, 5 Agustus 1961. Dan rujukan ayat ke-7 terdapat pada sosok yang melanjutkan kepemimpinan Luthfi Hasan Ishaak sebagai presiden PKS. Itulah tanggal lahirnya Muhammad Anis Matta, 7 Desember 1968. Kedua ayat tersebut memberi pesan khusus kepada kedua sosok tersebut. Untuk lebih runutnya mari kita urai ayat per ayat berdasarkan situasi dan urutan nomor peserta pemilunya dari tahun ke tahun secara singkat.

24 = Nomor urut PK pada pemilu 1999

وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ (٢ (dan Kami telah menghilangkan darimu bebanmu)

وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ (٤ (dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu)

Gerakan dakwah sebelum era reformasi mengalami beban yang tidak ringan. Rezim Orde Baru yang terkenal otoriter sangat represif terhadap setiap gerakan Islam, apalagi di wilayah politik. Reformasi menjadi berkah tersendiri bagi komunitas tarbiyah pada saat itu yang membuat dakwah mereka bisa lebih terbuka dan dapat dikenal. Beban tekanan rezim itulah yang hilangkan Allah SWT hingga dekwah dapat tersebar luas.

Ayat ke-4 sesungguhnya adalah sinyal kemenangan untuk perjuangan dakwah berikutnya. Ketika komunitas tarbiyah bermetamorfosis menjadi Partai Keadilan (PK) pada tahun tersebut baru memperoleh 1,4 juta pendukung maka Allah SWT berkehendak hingga dakwah PK lebih dikenal luas dibawah nama PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Itulah nama yang telah membersamai dakwah dalam perubahan besarnya. Pada saat bernama PKS-lah maka gerakan dakwah ini mengalami peningkatan drastis dengan peningkatan jumlah pendukung mencapai lebih dari 1000 persen, 57 kursi parlemen, dan 2 kader dakwah diamanhi sebagai menteri dalam pemerintahan.

16 = Nomor urut PKS pada pemilu 2004

أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ (١ (Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?)

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (٦ (Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan)

Dengan nomor urut 16 ini perjalanan sejarah dakwah politik PKS selain diberikan nikmat kemenangan berupa peningkatan jumlah suara signifikan juga mulai mengalami ujian-ujian. Dan sesungguhnya juga sedang mengabarkan tentang sedikit kekalahan pada perjuangan dakwah berikutnya. Dan Allah pun menghibur memberikan hiburan berupa naiknya prosentasi kursi parlemen dan jumlah menteri. Namun, 5 tahun kemudian sebenarnya Allah telah menyimpan peringatan itu, yaitu ayat ke-8.

8 = Nomor urut PKS pada pemilu 2009

وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ (٨ (maka hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap)

Membaca hasil peroleh suara PKS yang menurun maka seharusnya PKS berkaca dan belajar pada ayat ke-8. Ini merupakan ayat peringatan dan peneguran Allah SWT kepada kader-kader dakwah agar senantiasa menggantungkan segala ikhtiar, doa dan harapannya pada yang Maha Kuasa. Keterlenaan pada memadainya fasilitas, dana dan jabatan-jabatan publik kerap membuat manusia sibuk oleh dunia. Bukan tidak mungkin hawa nafsu yang selalu mengintai akan mencemari niat dan menyeret manusia tersingkir dari aktivitas-aktivitas yang berorientasi ukhrowi. Jauh sebelumnya barangkali ada anggapan yang terlalu kental bahwa hitung-hitungan logika materi menjadi penentu kemenangan partai. Namun jawaban Allah berbeda. Semoga materi tidak lagi menjadi segala-galanya bagi kader PKS, meskipun hal itu juga tidak bisa diabaikan sebagai energi fisik bagi perjuangan dakwah. Energi utama dakwah itu adalah sumber kekuatan maknawiyah.

3 = Nomor urut PKS untuk pemilu tahun 2014

الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَكَ (٣ (yang memberatkan punggungmu)

Hasbunallaah! Adakah yang menduga sebelumnya apa yang akan terjadi setelah Luthfi Hasan Ishaaq membuka gulungan kertas di KPU pada 14 Januari 2013 yang ternyata bernomor urut 3 sebagai nomor urut peserta pemilu bagi PKS? Iya, 16 hari kemudian menjadi awal badai besar bagi PKS yang hamper setiap orang di negeri ini sudah tahu persis apa yang terjadi. Kader PKS tetap solid, namun tidak sedikit juga kalangan yang terpengaruh oleh propaganda media sekuler yang mem-bully PKS. Tak henti-hentinya cacian dan umpatan mengarah ke PKS. Ditambah lagi sikap apatis yang semakin membabi-buta dari kalangan aktivis pergerakan dakwah lainnya yang selama ini melancarkan tuduhan bid’ah dan thogut terhadap setiap usaha dakwah politik PKS. Mereka menjadi penonton setia dan susul-menyusul memberikan komentar miring. Aksi para haters dan kaum liberal makin menambah panjang daftar beban yang diderita PKS. Inilah barangkali pesan yang tersirat di ayat ke-3 surah al-Insyirah. Dan begitulah situasi membelajarkan PKS tentang tantangan dakwah yang tidak ringan. Toh, akhirnya badai itupun berangsur-angsur kini mulai reda. Pernyataan maafpun akhir-akhir ini sering terlontar dari para petinggi dan kader-kader PKS kepada masyarakat atas kejadian yang menimpa Partai ini. Selanjutnya apa firman Allah SWT pada ayat ke-5 yang juga merupakan angka tanggal kelahiran Luthfi Hasan Ishaak? Sinyal apakah yang dapat kita petik hikmahnya? Berikut petikan ayatnya:

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (٥ (maka sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan)

Untuk kedua kalinya Allah SWT memberikan motivasi bagi kader-kader dakwah PKS yang terus tekun dalam ibadah-ibadah mereka, wa bilkhushus kepada mantan qiyadah (pemimpin) mereka Luthfi Hasan Ishaaq yang kini raganya mendekam di balik jeruji besi, namun seolah bathinnya berada dimana-mana bersama kader-kader PKS. Allah SWT ingin menghibur LHI, bahwa kasus yang menimpnya tidak meyebabkan dakwah dikalahkan di Jawa Barat, dan demikian pula di Sumatera Utara dakwah terus berdiri kokoh, dan kabar gembira terakhir datang dari wilayah timur tentang keperkasaan dakwah yang mengalahkan kekuatan politik uang di Maluku Utara. Setidak-tidaknya inilah beberapa peluang yang akan menjadi pintu kemudahan yang dijanjikan pada ayat ke-5.

Dan berikut ulasan terakhir pada tulisan ini yaitu ayat ke-7 yang susuai dengan angka tanggal kelahiran presiden PKS, Anis Matta.

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (٧ (Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain)

Inilah yang selalu dilakukan dan diserukan oleh Anis Matta saat ini kepada seluruh kader PKS, bekerja dan bekerja. Sesungguhnya kemenangan itu telah begitu dekat jika menjalankan rumus kerja pada ayat ini. Waktu yang tersisa menuju puncak pertarungan jihad politik pada tanggal 9 April 2014 hanya tinggal menghitung hari. Para kader PKS harus menjauhkan lambung-lambung mereka dari ranjang-ranjang mereka. Saat ini yang sangat diperlukan adalah terus melayani dan menjaga konstituen partai. Urusan menghadapi badai sudah selesai, dan kini bekerja untuk bangkit menuju kemenangan yang dijanjikan.

Ayat ke-7 ini dapat pula diperluas maknanya pada konteks kalkulasi masa depan politik PKS . Ayat ini harus dijadikan sebagai sumber inspirasi kemenangan. Setiap kemenangan yang diraih adalah pintu ikhtiar bagi kemenangan selanjutnya. Di medan dakwah tak ada jeda untuk berleha-leha. Bila seandainya posisi 3 besar diperoleh pada pemilu mendatang maka pekerjaan selanjutnya adalah perjalanan menuju istana pada pilpres yang akan datang. Seandainya istana telah berada di bawah pijakan kaki para aktvis dakwah maka pekerjaan selanjutnya adalah merangkul semua komponen untuk menegakkan kalimat Allah di setiap jengkal bumi Indonesia. Sungguh saat itulah pekerjaan besar dan berat telah menanti.

Ayat ke-3 juga terkandung makna berupa beban-beban di puncak-puncak kemenangan. Setiap kemenangan memberikan keniscayaan kian bertambahnya beban kerja. Petanyaan selanjutnya adalah sekuat apakah punggung-punggung para kader menerima amanah kemenangan yang dibebankan Allah SWT diatas pundak-pundak mereka? Tiga, inilah angka kemenangan itu, dan ayat inilah yang menjanjikan kemenangan itu.

Demikianlah sedikit ulasan sederhana tentang hubungan nomor urut PKS dengan surah al-Insyirah yang sebenarnya dapat dimaknai bahwa kandungannya juga merupakan gambaran dari sebuah paket dari rangkaian narasi yang ada di balik perjuangan dakwah politik PKS selama 15 tahun. Kehadiran PKS yang mencita-citakan kemenangan agama Allah di negeri ini dan perjuangannya yang mencita-citakan hadirnya sepenggal firdaus di atas bumi ini semoga segera menjadi kenyataan.

 Wallahu A‘lam.

KATA MEREKA

Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com

Lebih baru Lebih lama