Tarqiyah : Berdasarkan hasil investigasi terbaru LSM Greenpeace, diketahui sejumlah produk pakaian bermerek terkemuka di dunia ternyata mengandung bahan kimia yang berbahaya. Diantara merek ternama yang disebut Greenpeace adalah Zara, Materbonwe, Levi’s, Mango, Calvin Klein, Jack and Jones, Esprit, GAP, Armani, dan Mark and Spencer.
Temuan ini dimuat dalam laporan investigasi LSM Greenpeace bertajuk, “Benang Beracun – Merk Fashion ternama Terjahit Dengannya”, yang diluncurkan secara serentak di dunia pada hari Selasa (20/11) kemarin.
Temuan ini dimuat dalam laporan investigasi LSM Greenpeace bertajuk, “Benang Beracun – Merk Fashion ternama Terjahit Dengannya”, yang diluncurkan secara serentak di dunia pada hari Selasa (20/11) kemarin.
Hasil investigasi Greenpeacepada produk pakaian berlabel ternama di 27 negara termasuk di Indonesia, menyimpulkan dari 141 buah pakaian bermerek yang dibeli dari gerai resmi label tersebut, ternyata setelah diteliti diketahui 20 diantaranya mengandung bahan kimia berbahaya, seperti NPEs (Nonylphenol Ethoxylates), toxic phtaler, dan amina.Juru Kampanye Air Bebas Racun LSM Greenpeace Indonesia, Ahmad Ashov mengatakan untuk di Indonesia investigasi dilakukan dengan mengkoleksi empat sampel produk yang dijual di Indonesia dan delapan sample produk yang diproduksi di Indonesia. Hasilnya, 80% produk itu mengandung racun NPEs yang membahayakan lingkungan.
Penggunaan bahan kimia ini menurut LSM Greenpeace tidak membahayakan si pemakai produk pakaian, namun tetap saja menimbulkan dampak bahaya yang tidak langsung berupa kerusakan lingkungan akibat larutnya bahan kimia berbahaya tersebut ketika dicuci atau dibersihkan.
“Pada saat dicuci, itu terlepas ke badan-badan air. Dan akhirnya NPEs misalnya, terdegradasi menjadi Nonylphenol, toxic yang lebih berbahaya. Kemudian toxic phtaler, kemudian amina juga sama seperti itu. Apabila terlepas, dia bisa menyebabkan akumulasi dan akhirnya bisa sampai ke rantai makanan, ” jelas Ahmad sebagaimana dikutip dari ABC Radio Australia.
“Bahan-bahan kimia yang ditemukan menjadi indikator kuat bahwa besar kemungkinannya digunakan dalam proses produksi, sehingga kemungkinan dilepaskan ke badan-badan air diseluruh dunia, salah satunya di Indonesia.”
Perlu diketahui bersama, NPEs adalah zat yang banyak ditemukan dalam produk fashion sebenarnya digunakan untuk pembuatan deterjen, kertas, dan bahan pemadam api. Sumber
Wallahu A‘lam.
Penggunaan bahan kimia ini menurut LSM Greenpeace tidak membahayakan si pemakai produk pakaian, namun tetap saja menimbulkan dampak bahaya yang tidak langsung berupa kerusakan lingkungan akibat larutnya bahan kimia berbahaya tersebut ketika dicuci atau dibersihkan.
“Pada saat dicuci, itu terlepas ke badan-badan air. Dan akhirnya NPEs misalnya, terdegradasi menjadi Nonylphenol, toxic yang lebih berbahaya. Kemudian toxic phtaler, kemudian amina juga sama seperti itu. Apabila terlepas, dia bisa menyebabkan akumulasi dan akhirnya bisa sampai ke rantai makanan, ” jelas Ahmad sebagaimana dikutip dari ABC Radio Australia.
“Bahan-bahan kimia yang ditemukan menjadi indikator kuat bahwa besar kemungkinannya digunakan dalam proses produksi, sehingga kemungkinan dilepaskan ke badan-badan air diseluruh dunia, salah satunya di Indonesia.”
Perlu diketahui bersama, NPEs adalah zat yang banyak ditemukan dalam produk fashion sebenarnya digunakan untuk pembuatan deterjen, kertas, dan bahan pemadam api. Sumber
Wallahu A‘lam.
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com