Tarqiyah : JEDDAH - Innaalillaahi wa innaa ilaihiraaji’uun. Ulama, juru dakwah, cendekiawan senior dan murabbi asal Mesir, Syaikh Muhammad Qutub wafat pada hari Jum’at (4/4/2014) pagi tadi di Rumah Sakit Al-Markaz Ath-Thibbi Ad-Dauli (National Medical Center) Jeddah, Arab Saudi. Ia meninggal dalam usia kurang lebih 95 tahun, demikian situs berita Mesir Rassd.com melaporkan.
Syaikh Muhammad Qutub adalah adik kandung dari juru dakwah, cendekiawan dan murabbi senior Asy-Syahid (semoga) Syaikh Sayid Qutub rahimahullah.
Syaikh Muhammad Qutub dilahirkan di distrik Musya, provinsi Asyuth, Mesir pada 26 April 1919 M. Ia menyelesaikan pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Kairo, kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Sastra, Universitas Kairo, pada jurusan sastra Inggris, dan meraih S-1 pada 1940 M. Muhammad Qutub melanjutkan kuliah pada Ma’had Tarbiyah Al-Ali lil-Mu’allimin, kemudian meraih S-1 dalam jurusan tarbiyah (pendidikan) dan psikologi.
Salah satu tokoh yang berperan besar dalam mentarbiyah dan membimbing Syaikh Muhammad Qutub dalam dunia dakwah, tarbiyah dan pergerakan Islam adalah kakak kandungnya sendiri, Sayid Qutub, yang 12 tahun lebih tua darinya. Seperti juga kakaknya, Syaikh Muhammad Qutub menjalani usia mudanya dalam bidang dakwah, tarbiyah dan pergerakan Islam lewat organisasi Ikhwanul Muslimin.
Rezim militer menjebloskan Sayid Qutub dan Muhammad Qutub bersama saudari-saudari mereka ke dalam penjara militer pada Oktober 1954 atas tuduhan melawan rezim. Saat itu adalah gelombang pertama pemberangusan Ikhwanul Muslimin oleh rezim militer. Setelah beberapa tahun mendekam dalam penjara yang terkenal dengan penyiksaan di luar batas kemanusiaan tersebut, mereka dibebaskan karena tidak terbukti bersalah.
Pada 30 Juli-Agustus 1965 M, Sayid Qutub, Muhammad Qutub dan saudari-saudarinya kembali dijebloskan ke dalam penjara militer. Karena kegiatan dakwah dan tarbiyahnya, pengadilan militer Mesir menjatuhkan hukuman gantung kepada Sayid Qutub rahimahullah bersama Syaikh Muhammad Yusuf Hawasy dan Abdul Fattah Ismail. Eksekusi mati tersebut dilakukan pada 29 Agustus 1966 M.
Adapun Muhammad Qutub menjalani hukuman penjara militer selama 6 tahun, dari 30 Juli 1965 sampai 17 Oktober 1971 M. Setelah bebas dari penjara, Muhammad Qutub berhijrah ke Arab Saudi. Kehadiran juru dakwah dan murabbi senior ini disambut dengan gembira oleh Raja Faishal bin Abdul Aziz Alu Sa’ud. Muhammad Qutub kemudian mengkhidmatkan dirinya dalam dunia pendidikan dan dakwah di Arab Saudi, dengan mengajar di sejumlah universitas, di antaranya Universitas Ummul Qura Makkah. Selama mengajar di universitas tersebut, Muhammad Qutub telah menjadi pembimbing dan penguji bagi ratusan tesis dan disertasi mahasiswa.
Muhammad Qutub menulis lebih dari 35 buku, sebagian besarnya diterbitkan oleh penerbit Dar Asy-Syuruq, Mesir. Buku-bukunya membahas bidang akidah, dakwah, tarbiyah, sejarah Islam, sosiologi, psikologi, dan realita. Buku-buku Muhammad Qutub bernuansakan sastra yang indah, namun mudah dipahami.
Sumbangsih besarnya di bidang dakwah dan tarbiyah serta Islamisasi ilmu pengetahuan, khususnya sejarah, sosiologi, dan psikologi sangat menonjol di dunia Islam. Ia juga berperan besar menghadang paham-paham kekufuran dari Barat, khususnya demokrasi, sekulerisme, komunisme, sosialisme dan materialisme.
Karya-karya Muhammad Qutub telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa dunia, seperti Inggris, Prancis dan Indonesia. Karya-karyanya sangat jelas mengaitkan peranan iman dalam kehidupan umat Islam. Salah satu karyanya, Mafahim Yajibu An Tushahhah, direkomendasikan oleh Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah dalam pesan audio sebelum kesyahidan tokoh Al-Qaidah itu. Rencananya, jenazah beliau akan dikuburkan besok, Sabtu, di kota kota Jeddah.
Semoga Allah menerima amal-amal kebaikan, mengampuni kesalahan-kesalahan, dan menempatkan Syaikh Muhammad Qutub dalam surga yang tertinggi, Al-Firdaus. (muhib al majdi/arrahmah.com/salam-online)
Wallahu A‘lam.
Syaikh Muhammad Qutub adalah adik kandung dari juru dakwah, cendekiawan dan murabbi senior Asy-Syahid (semoga) Syaikh Sayid Qutub rahimahullah.
Syaikh Muhammad Qutub dilahirkan di distrik Musya, provinsi Asyuth, Mesir pada 26 April 1919 M. Ia menyelesaikan pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Kairo, kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Sastra, Universitas Kairo, pada jurusan sastra Inggris, dan meraih S-1 pada 1940 M. Muhammad Qutub melanjutkan kuliah pada Ma’had Tarbiyah Al-Ali lil-Mu’allimin, kemudian meraih S-1 dalam jurusan tarbiyah (pendidikan) dan psikologi.
Salah satu tokoh yang berperan besar dalam mentarbiyah dan membimbing Syaikh Muhammad Qutub dalam dunia dakwah, tarbiyah dan pergerakan Islam adalah kakak kandungnya sendiri, Sayid Qutub, yang 12 tahun lebih tua darinya. Seperti juga kakaknya, Syaikh Muhammad Qutub menjalani usia mudanya dalam bidang dakwah, tarbiyah dan pergerakan Islam lewat organisasi Ikhwanul Muslimin.
Rezim militer menjebloskan Sayid Qutub dan Muhammad Qutub bersama saudari-saudari mereka ke dalam penjara militer pada Oktober 1954 atas tuduhan melawan rezim. Saat itu adalah gelombang pertama pemberangusan Ikhwanul Muslimin oleh rezim militer. Setelah beberapa tahun mendekam dalam penjara yang terkenal dengan penyiksaan di luar batas kemanusiaan tersebut, mereka dibebaskan karena tidak terbukti bersalah.
Pada 30 Juli-Agustus 1965 M, Sayid Qutub, Muhammad Qutub dan saudari-saudarinya kembali dijebloskan ke dalam penjara militer. Karena kegiatan dakwah dan tarbiyahnya, pengadilan militer Mesir menjatuhkan hukuman gantung kepada Sayid Qutub rahimahullah bersama Syaikh Muhammad Yusuf Hawasy dan Abdul Fattah Ismail. Eksekusi mati tersebut dilakukan pada 29 Agustus 1966 M.
Adapun Muhammad Qutub menjalani hukuman penjara militer selama 6 tahun, dari 30 Juli 1965 sampai 17 Oktober 1971 M. Setelah bebas dari penjara, Muhammad Qutub berhijrah ke Arab Saudi. Kehadiran juru dakwah dan murabbi senior ini disambut dengan gembira oleh Raja Faishal bin Abdul Aziz Alu Sa’ud. Muhammad Qutub kemudian mengkhidmatkan dirinya dalam dunia pendidikan dan dakwah di Arab Saudi, dengan mengajar di sejumlah universitas, di antaranya Universitas Ummul Qura Makkah. Selama mengajar di universitas tersebut, Muhammad Qutub telah menjadi pembimbing dan penguji bagi ratusan tesis dan disertasi mahasiswa.
Muhammad Qutub menulis lebih dari 35 buku, sebagian besarnya diterbitkan oleh penerbit Dar Asy-Syuruq, Mesir. Buku-bukunya membahas bidang akidah, dakwah, tarbiyah, sejarah Islam, sosiologi, psikologi, dan realita. Buku-buku Muhammad Qutub bernuansakan sastra yang indah, namun mudah dipahami.
Sumbangsih besarnya di bidang dakwah dan tarbiyah serta Islamisasi ilmu pengetahuan, khususnya sejarah, sosiologi, dan psikologi sangat menonjol di dunia Islam. Ia juga berperan besar menghadang paham-paham kekufuran dari Barat, khususnya demokrasi, sekulerisme, komunisme, sosialisme dan materialisme.
Karya-karya Muhammad Qutub telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa dunia, seperti Inggris, Prancis dan Indonesia. Karya-karyanya sangat jelas mengaitkan peranan iman dalam kehidupan umat Islam. Salah satu karyanya, Mafahim Yajibu An Tushahhah, direkomendasikan oleh Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah dalam pesan audio sebelum kesyahidan tokoh Al-Qaidah itu. Rencananya, jenazah beliau akan dikuburkan besok, Sabtu, di kota kota Jeddah.
Semoga Allah menerima amal-amal kebaikan, mengampuni kesalahan-kesalahan, dan menempatkan Syaikh Muhammad Qutub dalam surga yang tertinggi, Al-Firdaus. (muhib al majdi/arrahmah.com/salam-online)
JEDDAH (SALAM-ONLINE): Innaalillaahi wa innaa ilaihiraaji’uun. Ulama, juru dakwah, cendekiawan senior dan murabbi asal Mesir, Syaikh Muhammad Qutub wafat pada hari Jum’at (4/4/2014) pagi tadi di Rumah Sakit Al-Markaz Ath-Thibbi Ad-Dauli (National Medical Center) Jeddah, Arab Saudi. Ia meninggal dalam usia kurang lebih 95 tahun, demikian situs berita Mesir Rassd.com melaporkan.
Syaikh Muhammad Qutub adalah adik kandung dari juru dakwah, cendekiawan dan murabbi senior Asy-Syahid (semoga) Syaikh Sayid Qutub rahimahullah.
Syaikh Muhammad Qutub dilahirkan di distrik Musya, provinsi Asyuth, Mesir pada 26 April 1919 M. Ia menyelesaikan pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Kairo, kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Sastra, Universitas Kairo, pada jurusan sastra Inggris, dan meraih S-1 pada 1940 M. Muhammad Qutub melanjutkan kuliah pada Ma’had Tarbiyah Al-Ali lil-Mu’allimin, kemudian meraih S-1 dalam jurusan tarbiyah (pendidikan) dan psikologi.
Salah satu tokoh yang berperan besar dalam mentarbiyah dan membimbing Syaikh Muhammad Qutub dalam dunia dakwah, tarbiyah dan pergerakan Islam adalah kakak kandungnya sendiri, Sayid Qutub, yang 12 tahun lebih tua darinya. Seperti juga kakaknya, Syaikh Muhammad Qutub menjalani usia mudanya dalam bidang dakwah, tarbiyah dan pergerakan Islam lewat organisasi Ikhwanul Muslimin.
Rezim militer menjebloskan Sayid Qutub dan Muhammad Qutub bersama saudari-saudari mereka ke dalam penjara militer pada Oktober 1954 atas tuduhan melawan rezim. Saat itu adalah gelombang pertama pemberangusan Ikhwanul Muslimin oleh rezim militer. Setelah beberapa tahun mendekam dalam penjara yang terkenal dengan penyiksaan di luar batas kemanusiaan tersebut, mereka dibebaskan karena tidak terbukti bersalah.
Pada 30 Juli-Agustus 1965 M, Sayid Qutub, Muhammad Qutub dan saudari-saudarinya kembali dijebloskan ke dalam penjara militer. Karena kegiatan dakwah dan tarbiyahnya, pengadilan militer Mesir menjatuhkan hukuman gantung kepada Sayid Qutub rahimahullah bersama Syaikh Muhammad Yusuf Hawasy dan Abdul Fattah Ismail. Eksekusi mati tersebut dilakukan pada 29 Agustus 1966 M.
Adapun Muhammad Qutub menjalani hukuman penjara militer selama 6 tahun, dari 30 Juli 1965 sampai 17 Oktober 1971 M. Setelah bebas dari penjara, Muhammad Qutub berhijrah ke Arab Saudi. Kehadiran juru dakwah dan murabbi senior ini disambut dengan gembira oleh Raja Faishal bin Abdul Aziz Alu Sa’ud. Muhammad Qutub kemudian mengkhidmatkan dirinya dalam dunia pendidikan dan dakwah di Arab Saudi, dengan mengajar di sejumlah universitas, di antaranya Universitas Ummul Qura Makkah. Selama mengajar di universitas tersebut, Muhammad Qutub telah menjadi pembimbing dan penguji bagi ratusan tesis dan disertasi mahasiswa.
Muhammad Qutub menulis lebih dari 35 buku, sebagian besarnya diterbitkan oleh penerbit Dar Asy-Syuruq, Mesir. Buku-bukunya membahas bidang akidah, dakwah, tarbiyah, sejarah Islam, sosiologi, psikologi, dan realita. Buku-buku Muhammad Qutub bernuansakan sastra yang indah, namun mudah dipahami.
Sumbangsih besarnya di bidang dakwah dan tarbiyah serta Islamisasi ilmu pengetahuan, khususnya sejarah, sosiologi, dan psikologi sangat menonjol di dunia Islam. Ia juga berperan besar menghadang paham-paham kekufuran dari Barat, khususnya demokrasi, sekulerisme, komunisme, sosialisme dan materialisme.
Karya-karya Muhammad Qutub telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa dunia, seperti Inggris, Prancis dan Indonesia. Karya-karyanya sangat jelas mengaitkan peranan iman dalam kehidupan umat Islam. Salah satu karyanya, Mafahim Yajibu An Tushahhah, direkomendasikan oleh Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah dalam pesan audio sebelum kesyahidan tokoh Al-Qaidah itu.
Semoga Allah menerima amal-amal kebaikan, mengampuni kesalahan-kesalahan, dan menempatkan Syaikh Muhammad Qutub dalam surga yang tertinggi, Al-Firdaus. (muhib al majdi/arrahmah.com/salam-online)
- See more at: http://salam-online.com/2014/04/murabbi-asal-mesir-syaikh-muhammad-qutub-wafat-jumat-pagi-di-jeddah-4.html#sthash.gD4Je9N9.dpuf
Syaikh Muhammad Qutub adalah adik kandung dari juru dakwah, cendekiawan dan murabbi senior Asy-Syahid (semoga) Syaikh Sayid Qutub rahimahullah.
Syaikh Muhammad Qutub dilahirkan di distrik Musya, provinsi Asyuth, Mesir pada 26 April 1919 M. Ia menyelesaikan pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Kairo, kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Sastra, Universitas Kairo, pada jurusan sastra Inggris, dan meraih S-1 pada 1940 M. Muhammad Qutub melanjutkan kuliah pada Ma’had Tarbiyah Al-Ali lil-Mu’allimin, kemudian meraih S-1 dalam jurusan tarbiyah (pendidikan) dan psikologi.
Salah satu tokoh yang berperan besar dalam mentarbiyah dan membimbing Syaikh Muhammad Qutub dalam dunia dakwah, tarbiyah dan pergerakan Islam adalah kakak kandungnya sendiri, Sayid Qutub, yang 12 tahun lebih tua darinya. Seperti juga kakaknya, Syaikh Muhammad Qutub menjalani usia mudanya dalam bidang dakwah, tarbiyah dan pergerakan Islam lewat organisasi Ikhwanul Muslimin.
Rezim militer menjebloskan Sayid Qutub dan Muhammad Qutub bersama saudari-saudari mereka ke dalam penjara militer pada Oktober 1954 atas tuduhan melawan rezim. Saat itu adalah gelombang pertama pemberangusan Ikhwanul Muslimin oleh rezim militer. Setelah beberapa tahun mendekam dalam penjara yang terkenal dengan penyiksaan di luar batas kemanusiaan tersebut, mereka dibebaskan karena tidak terbukti bersalah.
Pada 30 Juli-Agustus 1965 M, Sayid Qutub, Muhammad Qutub dan saudari-saudarinya kembali dijebloskan ke dalam penjara militer. Karena kegiatan dakwah dan tarbiyahnya, pengadilan militer Mesir menjatuhkan hukuman gantung kepada Sayid Qutub rahimahullah bersama Syaikh Muhammad Yusuf Hawasy dan Abdul Fattah Ismail. Eksekusi mati tersebut dilakukan pada 29 Agustus 1966 M.
Adapun Muhammad Qutub menjalani hukuman penjara militer selama 6 tahun, dari 30 Juli 1965 sampai 17 Oktober 1971 M. Setelah bebas dari penjara, Muhammad Qutub berhijrah ke Arab Saudi. Kehadiran juru dakwah dan murabbi senior ini disambut dengan gembira oleh Raja Faishal bin Abdul Aziz Alu Sa’ud. Muhammad Qutub kemudian mengkhidmatkan dirinya dalam dunia pendidikan dan dakwah di Arab Saudi, dengan mengajar di sejumlah universitas, di antaranya Universitas Ummul Qura Makkah. Selama mengajar di universitas tersebut, Muhammad Qutub telah menjadi pembimbing dan penguji bagi ratusan tesis dan disertasi mahasiswa.
Muhammad Qutub menulis lebih dari 35 buku, sebagian besarnya diterbitkan oleh penerbit Dar Asy-Syuruq, Mesir. Buku-bukunya membahas bidang akidah, dakwah, tarbiyah, sejarah Islam, sosiologi, psikologi, dan realita. Buku-buku Muhammad Qutub bernuansakan sastra yang indah, namun mudah dipahami.
Sumbangsih besarnya di bidang dakwah dan tarbiyah serta Islamisasi ilmu pengetahuan, khususnya sejarah, sosiologi, dan psikologi sangat menonjol di dunia Islam. Ia juga berperan besar menghadang paham-paham kekufuran dari Barat, khususnya demokrasi, sekulerisme, komunisme, sosialisme dan materialisme.
Karya-karya Muhammad Qutub telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa dunia, seperti Inggris, Prancis dan Indonesia. Karya-karyanya sangat jelas mengaitkan peranan iman dalam kehidupan umat Islam. Salah satu karyanya, Mafahim Yajibu An Tushahhah, direkomendasikan oleh Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah dalam pesan audio sebelum kesyahidan tokoh Al-Qaidah itu.
Semoga Allah menerima amal-amal kebaikan, mengampuni kesalahan-kesalahan, dan menempatkan Syaikh Muhammad Qutub dalam surga yang tertinggi, Al-Firdaus. (muhib al majdi/arrahmah.com/salam-online)
- See more at: http://salam-online.com/2014/04/murabbi-asal-mesir-syaikh-muhammad-qutub-wafat-jumat-pagi-di-jeddah-4.html#sthash.gD4Je9N9.dpuf
JEDDAH (SALAM-ONLINE): Innaalillaahi wa innaa ilaihiraaji’uun. Ulama, juru dakwah, cendekiawan senior dan murabbi asal Mesir, Syaikh Muhammad Qutub wafat pada hari Jum’at (4/4/2014) pagi tadi di Rumah Sakit Al-Markaz Ath-Thibbi Ad-Dauli (National Medical Center) Jeddah, Arab Saudi. Ia meninggal dalam usia kurang lebih 95 tahun, demikian situs berita Mesir Rassd.com melaporkan.
Syaikh Muhammad Qutub adalah adik kandung dari juru dakwah, cendekiawan dan murabbi senior Asy-Syahid (semoga) Syaikh Sayid Qutub rahimahullah.
Syaikh Muhammad Qutub dilahirkan di distrik Musya, provinsi Asyuth, Mesir pada 26 April 1919 M. Ia menyelesaikan pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Kairo, kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Sastra, Universitas Kairo, pada jurusan sastra Inggris, dan meraih S-1 pada 1940 M. Muhammad Qutub melanjutkan kuliah pada Ma’had Tarbiyah Al-Ali lil-Mu’allimin, kemudian meraih S-1 dalam jurusan tarbiyah (pendidikan) dan psikologi.
Salah satu tokoh yang berperan besar dalam mentarbiyah dan membimbing Syaikh Muhammad Qutub dalam dunia dakwah, tarbiyah dan pergerakan Islam adalah kakak kandungnya sendiri, Sayid Qutub, yang 12 tahun lebih tua darinya. Seperti juga kakaknya, Syaikh Muhammad Qutub menjalani usia mudanya dalam bidang dakwah, tarbiyah dan pergerakan Islam lewat organisasi Ikhwanul Muslimin.
Rezim militer menjebloskan Sayid Qutub dan Muhammad Qutub bersama saudari-saudari mereka ke dalam penjara militer pada Oktober 1954 atas tuduhan melawan rezim. Saat itu adalah gelombang pertama pemberangusan Ikhwanul Muslimin oleh rezim militer. Setelah beberapa tahun mendekam dalam penjara yang terkenal dengan penyiksaan di luar batas kemanusiaan tersebut, mereka dibebaskan karena tidak terbukti bersalah.
Pada 30 Juli-Agustus 1965 M, Sayid Qutub, Muhammad Qutub dan saudari-saudarinya kembali dijebloskan ke dalam penjara militer. Karena kegiatan dakwah dan tarbiyahnya, pengadilan militer Mesir menjatuhkan hukuman gantung kepada Sayid Qutub rahimahullah bersama Syaikh Muhammad Yusuf Hawasy dan Abdul Fattah Ismail. Eksekusi mati tersebut dilakukan pada 29 Agustus 1966 M.
Adapun Muhammad Qutub menjalani hukuman penjara militer selama 6 tahun, dari 30 Juli 1965 sampai 17 Oktober 1971 M. Setelah bebas dari penjara, Muhammad Qutub berhijrah ke Arab Saudi. Kehadiran juru dakwah dan murabbi senior ini disambut dengan gembira oleh Raja Faishal bin Abdul Aziz Alu Sa’ud. Muhammad Qutub kemudian mengkhidmatkan dirinya dalam dunia pendidikan dan dakwah di Arab Saudi, dengan mengajar di sejumlah universitas, di antaranya Universitas Ummul Qura Makkah. Selama mengajar di universitas tersebut, Muhammad Qutub telah menjadi pembimbing dan penguji bagi ratusan tesis dan disertasi mahasiswa.
Muhammad Qutub menulis lebih dari 35 buku, sebagian besarnya diterbitkan oleh penerbit Dar Asy-Syuruq, Mesir. Buku-bukunya membahas bidang akidah, dakwah, tarbiyah, sejarah Islam, sosiologi, psikologi, dan realita. Buku-buku Muhammad Qutub bernuansakan sastra yang indah, namun mudah dipahami.
Sumbangsih besarnya di bidang dakwah dan tarbiyah serta Islamisasi ilmu pengetahuan, khususnya sejarah, sosiologi, dan psikologi sangat menonjol di dunia Islam. Ia juga berperan besar menghadang paham-paham kekufuran dari Barat, khususnya demokrasi, sekulerisme, komunisme, sosialisme dan materialisme.
Karya-karya Muhammad Qutub telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa dunia, seperti Inggris, Prancis dan Indonesia. Karya-karyanya sangat jelas mengaitkan peranan iman dalam kehidupan umat Islam. Salah satu karyanya, Mafahim Yajibu An Tushahhah, direkomendasikan oleh Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah dalam pesan audio sebelum kesyahidan tokoh Al-Qaidah itu.
Semoga Allah menerima amal-amal kebaikan, mengampuni kesalahan-kesalahan, dan menempatkan Syaikh Muhammad Qutub dalam surga yang tertinggi, Al-Firdaus. (muhib al majdi/arrahmah.com/salam-online)
- See more at: http://salam-online.com/2014/04/murabbi-asal-mesir-syaikh-muhammad-qutub-wafat-jumat-pagi-di-jeddah-4.html#sthash.gD4Je9N9.dpuf
Syaikh Muhammad Qutub adalah adik kandung dari juru dakwah, cendekiawan dan murabbi senior Asy-Syahid (semoga) Syaikh Sayid Qutub rahimahullah.
Syaikh Muhammad Qutub dilahirkan di distrik Musya, provinsi Asyuth, Mesir pada 26 April 1919 M. Ia menyelesaikan pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Kairo, kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Sastra, Universitas Kairo, pada jurusan sastra Inggris, dan meraih S-1 pada 1940 M. Muhammad Qutub melanjutkan kuliah pada Ma’had Tarbiyah Al-Ali lil-Mu’allimin, kemudian meraih S-1 dalam jurusan tarbiyah (pendidikan) dan psikologi.
Salah satu tokoh yang berperan besar dalam mentarbiyah dan membimbing Syaikh Muhammad Qutub dalam dunia dakwah, tarbiyah dan pergerakan Islam adalah kakak kandungnya sendiri, Sayid Qutub, yang 12 tahun lebih tua darinya. Seperti juga kakaknya, Syaikh Muhammad Qutub menjalani usia mudanya dalam bidang dakwah, tarbiyah dan pergerakan Islam lewat organisasi Ikhwanul Muslimin.
Rezim militer menjebloskan Sayid Qutub dan Muhammad Qutub bersama saudari-saudari mereka ke dalam penjara militer pada Oktober 1954 atas tuduhan melawan rezim. Saat itu adalah gelombang pertama pemberangusan Ikhwanul Muslimin oleh rezim militer. Setelah beberapa tahun mendekam dalam penjara yang terkenal dengan penyiksaan di luar batas kemanusiaan tersebut, mereka dibebaskan karena tidak terbukti bersalah.
Pada 30 Juli-Agustus 1965 M, Sayid Qutub, Muhammad Qutub dan saudari-saudarinya kembali dijebloskan ke dalam penjara militer. Karena kegiatan dakwah dan tarbiyahnya, pengadilan militer Mesir menjatuhkan hukuman gantung kepada Sayid Qutub rahimahullah bersama Syaikh Muhammad Yusuf Hawasy dan Abdul Fattah Ismail. Eksekusi mati tersebut dilakukan pada 29 Agustus 1966 M.
Adapun Muhammad Qutub menjalani hukuman penjara militer selama 6 tahun, dari 30 Juli 1965 sampai 17 Oktober 1971 M. Setelah bebas dari penjara, Muhammad Qutub berhijrah ke Arab Saudi. Kehadiran juru dakwah dan murabbi senior ini disambut dengan gembira oleh Raja Faishal bin Abdul Aziz Alu Sa’ud. Muhammad Qutub kemudian mengkhidmatkan dirinya dalam dunia pendidikan dan dakwah di Arab Saudi, dengan mengajar di sejumlah universitas, di antaranya Universitas Ummul Qura Makkah. Selama mengajar di universitas tersebut, Muhammad Qutub telah menjadi pembimbing dan penguji bagi ratusan tesis dan disertasi mahasiswa.
Muhammad Qutub menulis lebih dari 35 buku, sebagian besarnya diterbitkan oleh penerbit Dar Asy-Syuruq, Mesir. Buku-bukunya membahas bidang akidah, dakwah, tarbiyah, sejarah Islam, sosiologi, psikologi, dan realita. Buku-buku Muhammad Qutub bernuansakan sastra yang indah, namun mudah dipahami.
Sumbangsih besarnya di bidang dakwah dan tarbiyah serta Islamisasi ilmu pengetahuan, khususnya sejarah, sosiologi, dan psikologi sangat menonjol di dunia Islam. Ia juga berperan besar menghadang paham-paham kekufuran dari Barat, khususnya demokrasi, sekulerisme, komunisme, sosialisme dan materialisme.
Karya-karya Muhammad Qutub telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa dunia, seperti Inggris, Prancis dan Indonesia. Karya-karyanya sangat jelas mengaitkan peranan iman dalam kehidupan umat Islam. Salah satu karyanya, Mafahim Yajibu An Tushahhah, direkomendasikan oleh Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah dalam pesan audio sebelum kesyahidan tokoh Al-Qaidah itu.
Semoga Allah menerima amal-amal kebaikan, mengampuni kesalahan-kesalahan, dan menempatkan Syaikh Muhammad Qutub dalam surga yang tertinggi, Al-Firdaus. (muhib al majdi/arrahmah.com/salam-online)
- See more at: http://salam-online.com/2014/04/murabbi-asal-mesir-syaikh-muhammad-qutub-wafat-jumat-pagi-di-jeddah-4.html#sthash.gD4Je9N9.dpuf
Wallahu A‘lam.
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com