Tarqiyah : Jakarta, - Saat ini, tidak aneh lagi apabila kita memanfaatkan waktu senggang dengan mengakses Internet menggunakan hotspot Wi-Fi. Namun penting diingat, menggunakan sebuah jaringan tertentu bisa berisiko. Meskipun berisiko, tetap saja lebih dari sepertiga pengguna tidak waspada ketika menggunakan jaringan Wi-Fi publik.
Saat ini seseorang begitu mudah untuk bisa online. Selain jaringan telepon seluler dan jaringan kabel komunikasi broadband, setidaknya ada satu hotspot di berbagai tempat yang bisa membuat komputer dan perangkat mobile terhubung ke Internet.
Namun, banyak hotspot yang tidak memberikan perlindungan andal bagi pengguna, dan para pengguna pun banyak yang tidak sadar atau tidak waspada akan masalah yang bisa ditimbulkan.
"Berdasarkan survei di atas, 34% pengguna tidak melakukan tindakan khusus untuk melindungi aktivitas mereka saat online menggunakan hotspot, sementara 14% pengguna tanpa ragu berbelanja online atau berbanking online di jaringan apapun yang bisa mereka dapatkan. Hanya 13% pengguna yang meluangkan waktu untuk mengecek standar enkripsi di hotspot yang mereka gunakan," ujar Public Relations Consultant, M. Salman dalam siaran pers yang diterima Aktual.co, Minggu (19/10).
Akses poin apa pun bisa menjadi jendela penghubung ke Internet bagi perangkat apa pun yang tersambung ke akses tersebut. Rekues dari sebuah perangkat akan melalui akses poin, dan baru setelah itu perangkat bisa membuka situs yang diinginkan.
Tanpa adanya enkripsi komunikasi antara pengguna dan akses poin, sangatlah mudah bagi penjahat cyber untuk mengintersepsi atau menangkap data apa pun yang Anda masukkan, termasuk data yang Anda masukkan saat online banking atau ketika belanja online. Selain itu, serangan seperti ini tetap mungkin terjadi meskipun hotspot terlindungi dengan password dan koneksi-https antara situs yang ingin dibuka dan browser pengguna diset ke pengaturan aman (secure).
Data yang menarik perhatian penjahat cyber adalah data apa pun yang bisa digunakan untuk meraup keuntungan, terutama login dan password akun-akun email, e-banking, e-payment, dan jejaring sosial.(aktual.co) Wallahu A‘lam.
Saat ini seseorang begitu mudah untuk bisa online. Selain jaringan telepon seluler dan jaringan kabel komunikasi broadband, setidaknya ada satu hotspot di berbagai tempat yang bisa membuat komputer dan perangkat mobile terhubung ke Internet.
Namun, banyak hotspot yang tidak memberikan perlindungan andal bagi pengguna, dan para pengguna pun banyak yang tidak sadar atau tidak waspada akan masalah yang bisa ditimbulkan.
"Berdasarkan survei di atas, 34% pengguna tidak melakukan tindakan khusus untuk melindungi aktivitas mereka saat online menggunakan hotspot, sementara 14% pengguna tanpa ragu berbelanja online atau berbanking online di jaringan apapun yang bisa mereka dapatkan. Hanya 13% pengguna yang meluangkan waktu untuk mengecek standar enkripsi di hotspot yang mereka gunakan," ujar Public Relations Consultant, M. Salman dalam siaran pers yang diterima Aktual.co, Minggu (19/10).
Akses poin apa pun bisa menjadi jendela penghubung ke Internet bagi perangkat apa pun yang tersambung ke akses tersebut. Rekues dari sebuah perangkat akan melalui akses poin, dan baru setelah itu perangkat bisa membuka situs yang diinginkan.
Tanpa adanya enkripsi komunikasi antara pengguna dan akses poin, sangatlah mudah bagi penjahat cyber untuk mengintersepsi atau menangkap data apa pun yang Anda masukkan, termasuk data yang Anda masukkan saat online banking atau ketika belanja online. Selain itu, serangan seperti ini tetap mungkin terjadi meskipun hotspot terlindungi dengan password dan koneksi-https antara situs yang ingin dibuka dan browser pengguna diset ke pengaturan aman (secure).
Data yang menarik perhatian penjahat cyber adalah data apa pun yang bisa digunakan untuk meraup keuntungan, terutama login dan password akun-akun email, e-banking, e-payment, dan jejaring sosial.(aktual.co) Wallahu A‘lam.
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com