picture

Pelajaran Bagi yang Sakit, Ingatlah Nikmat Kesehatan

Tarqiyah : Saudaraku yang sedang sakit, sungguh  Anda pernah merasakan dua hal; musibah sakit dan nikmat kesehatan. Anda melihat betapa jauh perbedaan kedua hal tersebut.  Ketika sakit Anda merasa lemah tidak bertenaga, tidak bersemangat, dan tidak bebas bergerak. Ketika sehat, Anda merasa kuat, bersemangat, kondisi dalam keadaan segar bugar. Anda bisa merasakan mutiara kehidupan dan kebahagiaannya.
Bukankah ini semua adalah panggilan untuk Anda agar ingat betapa besarnya nikmat kesehatan?  Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِيْ سِرْبِهِ، مُعَافًى فِيْ جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوْتُ يَوْمِهِ؛ فَكَأَنَّمَا حِيْزَتْ لَهُ الدُّنْيَا بِحَذَافِيْرِهَا
“Barangsiapa di antara kalian memasuki waktu pagi dalam keadaan merasa aman di rumahnya,  diberi kesehatan pada tubuhnya, dan dia memiliki makanan untuk hari itu, maka seolah-olah diberikan kepadanya dunia beserta seluruh isinya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban / Shahih al-Jami’: 6042)
Bakr bin Abdullah al-Muzani rahimahullah berkata, “Barangsiapa beragama Islam dan tubuhnya dalam keadaan sehat, maka sungguh telah berkumpul padanya penghulu kesenangan dunia dan penghulu kesenangan akhirat. Sesungguhnya penghulu kesenangan dunia adalah kesehatan dan penghulu kesenangan akhirat adalah Islam.”
Saudaraku yang sedang sakit, sesungguhnya tidak ada yang tahu hakikat nikmatnya kesehatan kecuali orang-orang yang pernah merasakan pahit dan getirnya sakit, karena sesuatu itu diketahui dari kebalikannya.
Hatim az-Zahidi rahimahullah berkata, “Empat hal yang tidak diketahui harganya kecuali oleh empat golongan. Masa muda, tidak ada yang tahu harganya kecuali orang yang sudah tua. Tidak ada yang tahu harga keselamatan kecuali orang yang mendapat musibah. Tidak ada yang tahu harga kesehatan kecuali orang yang sakit. Dan Tidak ada yang tahu harga kehidupan kecuali orang yang telah meninggal dunia.”
Saudaraku yang sedang sakit, adakah yang lebih berharga dari nikmat kesehatan? Sungguh penyakit telah memperlihatkan kepada anda betapa pahitnya bila Anda kehilangan nikmat tersebut!
Berpikirlah wahai orang yang berakal, berapa banyak orang sakit telah kehilangan nikmat tersebut,  berganti dengan pahit dan getirnya penyakit ?! Dari Ali Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata tentang firman Allah Ta’ala,
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ [التكاثر: 8]
“Kemudian kamu pasti akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan.” (At-Takaatsur: 8)
Beliau berkata, “Yaitu nikmat keamanan, kesehatan, dan keselamatan.”  Qubaishah bin Dzuaib rahimahullah berkata, “Kami mendengar suara Abdul Malik bin Marwan ketika beliau sedang sakit, “Wahai orang yang mendapat kenikmatan, janganlah sekali-kali kalian anggap kecil nikmat kesehatan!”
Saudaraku yang sedang sakit, berapa banyak nikmat Allah sebagai saksi atas pemberian-Nya yang sangat banyak dan melimpah. Sedikit sekali dari mereka yang mau merenungi hal ini supaya mereka melihat betapa besar  karunia Allah Ta’ala kepada makhluk-Nya.  Bakr bin Abdillah al-Muzani rahimahullah berkata, “Wahai anak Adam, jika Engkau ingin tahu besarnya nikmat Allah kepadamu, butakanlah kedua matamu!”
Saudaraku yang sedang sakit, sudahkah Anda bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya?  Sesungguhnya barangsiapa merenungi besarnya karunia Allah kepada hamba-Nya _ termasuk karunia kesehatan_ maka dia wajib mensyukuri nikmat tersebut. Nikmat kesehatan termasuk nikmat yang sangat besar. Sudahkah Anda bersyukur kepada Allah atas nikmat tersebut?
Anggota tubuhmu yang sehat, ragamu yang sempurna dan tidak cacat, serta kelebihan yang diberikan Allah kepadamu berupa akal dan nikmat-nikmat lain, semua itu memanggilmu untuk untuk bersyukur kepada Allah serta memohon pertolongan untuk bisa mentaati Allah Tabaraka wa Ta’ala dengan nikmat tersebut.
Abdurrahman bin Zaid rahimahullah berkata, “Syukur, yaitu pokok beserta cabang-cabangnya diikat dengan pujian. Seorang hamba melihat kepada nikmat Allah pada tubuhnya, pendengarannya, penglihatannya, kedua tanganya, kedua kakinya, dan selain itu. Tidak ada satupun dari semua ini melainkan di dalamnya terdapat nikmat Allah. Kewajiban seorang hamba adalah mempergunakan nikmat yang dia peroleh pada tubuhnya untuk mentaati Allah. Nikmat lain adalah rizki. Kewajiban seorang hamba adalah mempergunakan rizki yang diberikan Allah kepadanya untuk mentaati-Nya. Barangsiapa melakukan hal tersebut maka sungguh dia telah mengambil tali ikatan syukur yang mencakup pokok dan cabang-cabangnya.”
Saudaraku yang sedang sakit, berapa banyak orang yang bergelimang nikmat dari Allah Ta’ala, namun dia mempergunakan nikmat tersebut untuk bermaksiat serta memuaskan nafsu dan syahwatnya?  Wajib bagi orang yang merasakan nikmatnya kesehatan untuk menggunakan kesehatan tersebut dalam ketaatan kepada Allah dan menjadikannya kendaraan menuju keridhaan Allah.  Dari Abu Hajra beliau berkata, “Kami masuk ke tampat al-Mughirah Abu Muhammad, kami bertanya , “Apa yang Anda rasakan wahai Abu Muhmmad?”  Beliau menjawab, “Kita bergelimang dalam nikmat Allah namun sedikit sekali kita bersyukur. Rabb kita memberikan kasih sayang-Nya kepada kita padahal Dia tidak butuh kepada kita, dan kita tidak ridha kepada-Nya padahal kita sangat membutuhkan-Nya.”
Saudaraku yang sedang sakit. Inilah ucapan kaum yang terkenal dengan kebaikan  dan kesibukan mereka mentaati Allah. Lalu bagimana dengan orang yang banyak berbuat dosa dan banyak kekurangan?
Diambil dari buku : Akhil Mariidh.. Madza Ba’das Syifaa’
Penerjemah : dr. Supriyadi
 Wallahu A‘lam.

KATA MEREKA

Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com

Lebih baru Lebih lama