Syahadatain: Keutamaan yang Besar

GemaDakwah : Syahadatain mengandung keutamaan yang besar. Ali Juraisyah[1] menyatakan bahwa dengan mengucapkan kalimat syahadat seseorang akan mendapatkan dua keuntungan: keuntungan duniawi dan keuntungan ukhrawi.
Keuntungan di dunia adalah ia diakui sebagai seorang muslim, sehingga darah dan hartanya terlindungi. Rasulullah saw bersabda,
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ فَإِذَا فَعَلُوا عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّهَا وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Jika mereka telah melakukan hal itu, terperihalah darah dan harta benda mereka kecuali dengan haknya sedangkan hisab mereka kepada Allah.” (Bukhari Muslim).[2]
Sepatah kalimat (syahadatain) saja sudah cukup untuk melindungi darah dan harta seseorang, dan sekaligus memasukkannya ke dalam Islam. Kita tidak diperintahkan untuk membedah dada seseorang untuk mengetahui isi hatinya,
إِنِّي لَمْ أُومَرْ أَنْ أَنْقُبَ عَنْ قُلُوبِ النَّاسِ وَلَا أَشُقَّ بُطُونَهُمْ
“Sesungguhnya aku tidak diperintah untuk memeriksa isi hati manusia dan membelah perut mereka” (HR Al-Bukhari)
Oleh karena itu Nabi pernah menegur Usamah bin Zaid cukup keras karena telah membunuh seseorang dalam peperangan, padahal orang tersebut telah mengucapkan laa ilaaha illallah.
عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ وَهَذَا حَدِيثُ ابْنِ أَبِي شَيْبَةَ قَالَ بَعَثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَرِيَّةٍ فَصَبَّحْنَا الْحُرَقَاتِ مِنْ جُهَيْنَةَ فَأَدْرَكْتُ رَجُلًا فَقَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَطَعَنْتُهُ فَوَقَعَ فِي نَفْسِي مِنْ ذَلِكَ فَذَكَرْتُهُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَقَتَلْتَهُ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّمَا قَالَهَا خَوْفًا مِنْ السِّلَاحِ قَالَ أَفَلَا شَقَقْتَ عَنْ قَلْبِهِ حَتَّى تَعْلَمَ أَقَالَهَا أَمْ لَا فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا عَلَيَّ حَتَّى تَمَنَّيْتُ أَنِّي أَسْلَمْتُ يَوْمَئِذٍ
Dari Usamah bin Zaid ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus kami bersama pasukan kecil maka kami pun menyerang beberapa dusun dari qobilah Juhainah, maka akupun berhadapan dengan seseorang, dia mengucapkan la ilaha illallah, akupun tetap menikamnya. Namun setelah itu aku merasa tidak enak akan hal itu maka akupun menceritakan hal itu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apakah ia mengucapkan la ilha illallah lantas engkau tetap membunuhnya?”. Aku berkata, “Ya Rasulullah, dia mengucapkannya hanya karena takut pedangku!”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Mengapa engkau tidak membelah hatinya hingga engkau tahu bahwa dia mengucapkannya karena takut atau tidak!?”. Berkata Usamah, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terus mengulang-ulang perkataannya kepadaku itu hingga aku berangan-angan seandainya aku baru masuk Islam saat itu” (HR Muslim 1/96)
Sedangkan keuntungan ukhrawinya ialah bahwa seseorang yang mengucapkan kalimat syahadat akan dikeluarkan dari neraka, asalkan ucapannya itu didukung oleh keimanan meskipun hanya sebesar debu! Artinya dengan syahadat ia akan terselamatkan dari mendekam selama-lamanya di dalam neraka. Hal ini ditegaskan oleh Nabi saw,
عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَخْرُجُ مِنْ النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ شَعِيرَةٍ مِنْ خَيْرٍ وَيَخْرُجُ مِنْ النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ بُرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ وَيَخْرُجُ مِنْ النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ
Dari Anas dari Nabi saw. bersabda, “Keluar dari neraka orang yang mengucapkan la ilaha illallah dan di hatinya ada seberat rambut kebaikan. Keluar dari neraka orang yang mengucapkan la ilaha illallah sedang di hatinya ada seberat gandum kebaikan. Dan keluar dari neraka orang yang mengatakan la ilaha illallah sedang di hatinya ada seberat zarrah kebaikan.” (H.R. Bukhari).
Hadits dari Zaid Ibn Arqam, bahwa Rasulullah saw bersabda,
” مَنْ قَالَ : لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ مُخْلِصًا دَخَلَ الْجَنَّةَ ” ، قِيلَ : وَمَا إِخْلَاصُهَا ؟ قَالَ : ” أَنْ تَحْجُزَهُ عَنْ مَحَارِمِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ “
“Barangsiapa mengucapkan La Ilaha Illa-Llah dengan ikhlas, akan dimasukkan ke dalam surga.” Rasulullah ditanya:“Bagaimana mengikhlaskannya itu?” Rasulullah menjawab: “Dengan menjauh dari apa yang diharamkan oleh Allah Azza wa Jalla.”
[1] Al-Iimanul Haq, Beriman Yang Benar, Gema Insani Press, hal. 25
[2] Penjelasan mengenai hadits ini silahkan lihat di pembahasan sebelumnya (Syahadatain: Hakikat Dakwah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Wallahu A‘lam.

 

KATA MEREKA

Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com

Lebih baru Lebih lama