LONDON : Muslim Inggris memboikot kurma asal Israel mulai bulan suci ini sebagai protes atas pendudukan lanjutan dari wilayah Palestina. Kampanye boikot kurma dipelopori Friends of Al Aqsa (FOA), terutama untuk kurma Medjoul yang tumbuh di pemukiman ilegal Israel di Lembah Yordan dan diekspor ke seluruh dunia.
"Pada saat kita berpikir tentang orang-orang yang kurang beruntung dari diri kita sendiri. Akan munafik dan merupakan penghinaan tidak hanya untuk mengabaikan apa yang terjadi tentang Palestina tetapi juga untuk mendukungnya jika kita membeli kurma dari Israel," kata Shamiul Joarder, perwakilan FOA.
"Membeli kurma tersebut berarti bahwa Anda benar-benar membantu pemukim Israel mencuri tanah Palestina. Anda mendukung penindasan," kata Joarder.
Fokus pada kurma adalah karena pentingnya simbolis buah itu bagi umat Islam, yang secara tradisi mereka makan saat matahari terbenam selama bulan suci puasa yang dimulai pekan ini.
Boikot ini didukung oleh Palestine Solidarity Campaign (PSC) serta sejumlah kelompok konsumen, termasuk War on Want dan Jews Boycotting Israeli Goods.
Juru bicara PSC menyatakan pemukim Yahudi mengeksploitasi anak-anak Palestina, yang terpaksa kehilangan pendidikan merekauntuk bekerja berjam-jam di bawah sinar matahari untuk jumlah kecil uang di perkebunan kurma mereka," katanya.
PSC mengatakan, hasilnya adalah bahwa harga kurma pemukim ilegal Israel lebih murah dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh petani Palestina. "Jangan biarkan uang Anda pergi ke arah Israel.. Periksa label. Jangan membeli kurma yang berasal dari: Israel, Tepi Barat atau Jordan Valley," ujarnya.
Kelompok yang menamakan dirinya Jaringan Periksa Label (The Check the Label Network) juga berusaha untuk menyebarkan kesadaran yang sama melalui leaflet, memasang poster, dan menggunakan situs jaringan sosial seperti Facebook dan YouTube. PSC juga berencana untuk meningkatkan kampanye boikot dengan menyebut dan mempermalukan toko-toko yang menolak untuk menghapus kurma Israel dari rak mereka.
Diperkirakan, kurma ilegal asal Israel mencapai sekitar 15 persen dari ekspor asal Israel ke Uni Eropa, setara dengan sekitar 80 juta poundsterling (setara 948 miliar) setahun.
Sumber: REPUBLIKA.CO.ID
"Pada saat kita berpikir tentang orang-orang yang kurang beruntung dari diri kita sendiri. Akan munafik dan merupakan penghinaan tidak hanya untuk mengabaikan apa yang terjadi tentang Palestina tetapi juga untuk mendukungnya jika kita membeli kurma dari Israel," kata Shamiul Joarder, perwakilan FOA.
"Membeli kurma tersebut berarti bahwa Anda benar-benar membantu pemukim Israel mencuri tanah Palestina. Anda mendukung penindasan," kata Joarder.
Fokus pada kurma adalah karena pentingnya simbolis buah itu bagi umat Islam, yang secara tradisi mereka makan saat matahari terbenam selama bulan suci puasa yang dimulai pekan ini.
Boikot ini didukung oleh Palestine Solidarity Campaign (PSC) serta sejumlah kelompok konsumen, termasuk War on Want dan Jews Boycotting Israeli Goods.
Juru bicara PSC menyatakan pemukim Yahudi mengeksploitasi anak-anak Palestina, yang terpaksa kehilangan pendidikan merekauntuk bekerja berjam-jam di bawah sinar matahari untuk jumlah kecil uang di perkebunan kurma mereka," katanya.
PSC mengatakan, hasilnya adalah bahwa harga kurma pemukim ilegal Israel lebih murah dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh petani Palestina. "Jangan biarkan uang Anda pergi ke arah Israel.. Periksa label. Jangan membeli kurma yang berasal dari: Israel, Tepi Barat atau Jordan Valley," ujarnya.
Kelompok yang menamakan dirinya Jaringan Periksa Label (The Check the Label Network) juga berusaha untuk menyebarkan kesadaran yang sama melalui leaflet, memasang poster, dan menggunakan situs jaringan sosial seperti Facebook dan YouTube. PSC juga berencana untuk meningkatkan kampanye boikot dengan menyebut dan mempermalukan toko-toko yang menolak untuk menghapus kurma Israel dari rak mereka.
Diperkirakan, kurma ilegal asal Israel mencapai sekitar 15 persen dari ekspor asal Israel ke Uni Eropa, setara dengan sekitar 80 juta poundsterling (setara 948 miliar) setahun.
Sumber: REPUBLIKA.CO.ID
إرسال تعليق
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com