Muqaddimah Bahasan Atas Tuduhan Terhadap Dakwah Ikhwanul Muslimin

Tarqiyah : Segala puji bagi Allah, kami memuji, memohon pertolongan dan ampun kepada-Nya. Dan kami berlindung kepada Allah dari keburukan hati dan kejahatan amal kami. Barangsiapa yang memperoleh petunjuk dari Allah, maka ia tidak akan dapat disesatkan. Dan barang siapa yang disesatkan maka ia tidak akan dapat diberi petunjuk. Dan saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, tidak ada sekutu baginya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad, adalah hamba dan rasul-Nya.
Wa ba’du…
Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam Seburuk-buruk masalah adalah hal-hal baru yang diada-adakan. Dan semua yang hal baru yang diada-adakan adalah bid’ah dan semua bid’ah adalah kesesatan.
Kami memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala. yang telah melimpahkan berbagai nikmat kepada kami. Nikmat iman dan keutamaan beramal di jalan-Nya, keberkahan dalam mengenal jalan perjuangan Al Ikhwan.
Semoga Allah memberkahi mereka.
Wahai da’i, semoga engkau banyak mengetahui tentang da’wah Ikhwan sejak fajar da’wahnya muncul dan rnernancarkan cahayanya merata ke segenap penjuru bmni. Hingga kemudian, cahaya itu terus merambat dengan fadhilah Allah Subhanahu wa Ta’ala., di dalam diri orang-orang yang telah mati jiwanya, hingga hidup kembali. Tertanam di lubuk hati, hingga membinanya. Mengakar di kedalaman ruh dan mernpersatukannya.
Da’wah Ikhwan bukan bid’ah di antara da’wah-da’wah yang ada. Ia tidak lain merupakan gaung da’wah pertama yang mengobati hati orang-orang beriman. Para anggota Ikhwan berulang kali menyatakan untuk beramal dalam setiap gerak langkah mereka. Da’wah Ikhwan secara terang-terangan telah menjelaskan tujuan-tujuan da’wahnya, dan memaparkan manhaj da’wahnya.
Mengarahkan ummat dengan da’wahnya secara jelas, tanpa kerancuan, kesamaran. Lebih jelas dari sinar mentari, lebih terang dari gemintang di kala fajar, lebih terang dari cahaya siang.  Sejak awal da’wah Ikhwan tidak lain merupakan da’wah yang suci dan bersih. Kesuciannya telah menjulang melampaui kungkungan kerakusan diri, dan menjatuhkan manfaat-manfaat materi. Meninggalkan harta dan segenap ambisi kemudian berlalu di atas jalan yang telah digariskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk orang-orang yeng menyeru kepada-Nya,
“Katakanlah, “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang musyrik”’ (QS Yusuf: 108)
Ini adalah fadhilah Allah kepada mereka, dengan dalil firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan, tetapi AlIah menjadikan kamu cinta pada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci pada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” (QS AI Hujuraat : 7)
Siapapun yang ingin melihat harakah Ikhwan, mereka tidak mendapatkan apa-apa kecuali Ikhwan adalah orang-orang yang cinta pada kebaikan. Rindu dan berjuang mati-matian demi kemashlahatan ummatnya. Alhamdulillah, hingga sekarang da’wah terus berlalu menembus berbagai kesulitan. Da’wah Ikhwan insya Allah tidak dapat dihancurkan oleh orang-orang yang ingin menghancurkannya, juga orang-orang yang berpaling dari barisan mereka. Da’wah menyeru manusia yang tak memiliki pegangan, ditimpa kegelisahan dan hanyut oleh keraguan di antara  propaganda yang meragukan dan berbagai metode yang telah mengalami kegagalan. Da’wah tetap berjalan dengan pertolongan Allah, tanpa perduli oleh kwantitas sedikit ataupun banyak,
“Dan tidak ada pertolongan, kecuali dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.” (QS Al Anfaal: 10)
Inilah mizan Islam yang amat mulia. Da’wah Ikhwan tak ubahnya laksana oase di tengah pada pasir. Banyak kelompok musafir yang sangat memerlukannya untuk berteduh. Bernaung di bawah bayang-bayangnya, menghirup aimya, dan bercengkrama di sana.
Banyak para pemuda yang terpelihara masa mudanya dalam dekapan da’wah Ikhwan. Mereka melewati masa mudanya dengan selamat, terlindung di bawah naungannya dan merasakan nikmat bersamanya. Meskipun untuk itu mereka dihalangi dengan berbagai rayuan dan ancaman, dengan cambuk dan uang, untuk berpaling dari da’wah.
Banyak sudah da’wah Ikhwan berhasil menuntun mereka yang ditimpa keraguan pada keyakinan, mu’min yang jahil pada pengetahuan. Dalam mizan syari’at, hal ini sungguh mulia. Berapa banyak da’wah Ikhwan menjelaskan berbagai syubuhat yang dilontarkan atas Islam, merespon tuduhan yang diarahkan kepadanya, dan menyingkap posisi mereka yang dizhalimi. Semuanya mempunyai nilai yang sangat mulia dalam mizan syari’at Islam.
Hingga kemudian datanglah orang-orang yang menuduh keanehan pahamnya terhadap Islam, dan menolak sumbangsih jihad mereka di jalan Allah. Mereka meniupkan syubuhat dan menyelimutinya dengan tuduhan zhalim. Mereka berusaha membuka dan menempelkan lebel kekurangan kepada da’wah dalam segala hal, dan mengangkat persepsi tentang da’wah Ikhwan dalam bentuk yang paling buruk.
Kami tidak melihat hal ini kecuali muncul dari prasangka buruk kepada Ikhwan. Sehingga menjadikan pandangannya selalu diliputi keraguan dan kecurigaan. Mereka tidak melihat Ikhwan kecuali dalam kaca mata hitam pekat.
Kepada kelompok manusia seperti ini, kami serukan mereka bila mereka mau menerima seruan ini. Kami ajak mereka bila mereka mau memenuhi ajakan ini. Kami berdo’a kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala, telah menurunkan Nabi-Nya yang mulia di tengah kelompok manusia,
 “Sesungguhnya engkau tidak akan dapat memberi hidayah kepada orang yang engkau cintai, akan tetapi Allah memberi hidayah kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Dan Dia Maha mengetahui dengan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS Al Qashash: 56)
 Kami akan dan tetap berharap agar ia dapat memahami da’wah dan meyakininya dengan benar akan kemumian dan kemuliaan harakah ini. Syi’ar kami dalam hal ini adalah sebagaimana yang dikumandangkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam :
“Ya Allah, ampunilah kaumku, sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengetahui.”[1]
Penutup, kami katakan, orang-orang yang berlaku negatif terhadap da’wah lkhwanul Muslimin hendaknya melihat da’wah ini dengan pandangan fair dan jujur. Pandangan seperti inilah yang mampu melihat Ikhwan secara objektif, dan memahami kekurangan-kekurangan mereka. Beberapa orang yang mengambil langkah menjauhkan diri dari sisi pandang seperti ini, hingga mereka mengira kesalahan-kesalahan mereka dari tindakan yang dilakukan secara pribadi oleh du’at harakah Ikhwan.
Termasuk yang tidak diragukan bahwa da’wah Ikhwan mempunyai sumbangsih serta peran yang cukup banyak. Antara lain:
Pertama,  Memelihara para pemuda dari penyimpangan dalam kerusakan, dan menuntun mereka memperoleh ketenangan iman dan ketentraman hati.
Kedua,  Ikhwan telah menyebarkan banyak majalah dan buletin dalam rangka menjelaskan dan membela permasalahan yang diderita ummat. Menjawab tuduhan para mulhidin  (atheis). Termasuk berbagai buku yang secara sistematis digunakan untuk menolong para pemuda untuk mengenal Islam.
Ketiga,  Ikhwan memiliki peran besar dalam perang melawan Yahudi dan penjajah di Palestina dan Kanal.  Selanjutnya, Ikhwan berusaha menolong masyarakat memperoleh obat-obatan, keperluan hidup dan memberi penyadaran politik kepada masyarakat. Ikhwan menegakkan amar ma’ruf dan nahyu mungkar terhadap para thagut dan tiran yang zhalim… Membangun perpustakaan dan masjid-masjid… para du’atnya melepaskan harta dan mengorbahkan waktu mereka demi tujuan tersebut mereka bahkan mempersembahkan nyawa dan darah mereka… dada mereka dicabik peluru, leher mereka dililit rantai… sampai akhimya mereka hembuskan nafas kemuliaan di bawah siksaan dalam kamar-kamar konsentrasi…
Ini baru sebagian dari apa yang telah mereka lakukan. Dan inilah bagian sejarah da’wah Ikhwan, dahulu hingga saat ini. Lalu mengapa sebagian orang berupaya menutup-nutupi perjalanan sejarah yang mulia ini? Kenapa ada orang-orang yang hanya berupaya memba- tasi masalah hanya pada titik-titik kesalahan dan kekeliruan yang mungkin mereka lakukan?
Masalah syubuhat berikut pengaruh negatif yang diarahkan ke hadapan para du’at ilallah sebenarnya merupakan masalah lama, klasik dan telah tetap menjadi sunnatullah di manapun. Karenanya, Allah Subhanahu wa Ta’ala. yang Maha Bijaksana menurunkan ayat untuk menyeleksi hati di samping mengokohkan serta menambah keyakinan para hamba- Nya,
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (QS Fushilat: 34)
“Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada orang-or- ang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan, ‘Ia itu adalah seorang tukang sihir atau orang gilal’. Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas. ” (QS Adz Dzariyat: 52-53)
Prinsipnya, Ikhwan telah berjalan sesuai dengan manhaj Allah. Mereka lakukan hal tersebut sesuai batas kemampuan yang ada pada din mereka.  Tuduhan sesungguhnya tak pernah berhenti, dan karenanya pembahasan berikut ini pun tidak mungkin meliputi semua tuduhan yang dilontarkan kepada Ikhwan. Saya hanya akan meringkas sebagiannya saja dengan menyebutkan prinsip-prinsip umum dalam menolak dan menjawab tuduhan dari luar, dari mereka yang memandang dengan buruk sangka, dan ragu akan ketinggian da’wah ini. Kami memohon kepada Allah agar membenahi maksud kami dalam berbicara, memelihara ‘iffah pada lisan dan kejujuran dalam hal ini…  Wal hamdulillahi Rabbil ‘alamin []


[1] Telah disebutkan takhrijnya pada pembahasan sebelumnya.
 Wallahu A‘lam./ Hasanalbanna.com


1 Komentar

Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com

  1. Kepada apa dakwah ikhwan menyeru..? Kepada kelompok/hizbiyah atau kepada Islam yang dipahami oleh para nabi dan Rasul hingga Nabi penutup?
    Dengan cara apa dakwah ikhwan menyerukan dakwahnya, dengan provokasi kepada penguasa? hingga ia duduk di kursi jabatan kemudian .. diam, acuh terhadap syariat.
    Dakwah ikhwan adalah dakwan pensucian terhadap dirinya (lihat: sumbangsih) tetapi klaim (paragrap ke 2) tidak sesuai dengan pemahaman generasi terbaik yang diucapkan oleh lisan Rasulullah.
    Dakwah Ikhwan adalah bekerja sama pada hal-hal yg disepakati dan bertoleransi dalam hal yang tidak disepakati. Dan tidak ada (atau saya blm menemukan) penjelasan yang benar dari ulama hizbi ini (dakwah ikhwan) kecuali penjelasan Ulama Salaf.
    Dakwah Ikhwan bukanlah dakwah penegakan Tauhid, pemberantasan syirik, tahayul, bid'ah dan khurafat) sebagai mana yang dakwahkan Nabi Shoallalhu 'alaihi wasalam.
    Dakwah Ikhwan adalah dakwah yang marhalah kemarin lusa bilang A, marhalah kemarin bilang B, marhalah sekarang bilang C marhalah besok mungkin C. Beda dengan dakwah nubuwah; Dari Nabi yang pertama hingga Nabi yang terakhir: "'Ubudullaah wa laa tusyriku bihi saia". Maka syaitan dan Iblis akan memusuhinya.
    Dakwah Ikhwan sebagaimana hizbiyyin - hizbiyyin yang lain, menyeru kepada hizb-nya. Menjadikan pandangan umum (kebanyakan) manusia sebagai tolok ukur kebenaran (istilah demokrasi) tdk syariat.
    Lihatlah pada pertemuan-pertemuan yang kalian lakukan apa yang kalian bahas ? Bagaimana mendapatkan 'kursi' yang banyak? Bagaimana dgn Rasulullah?; tidak..! beliau tidak meminta jabatan..! atau wanita-wanita..!
    Terimakasih (aku..,, inilah yang keluar dari 'lisan'/isi hatiku)
    ...yuslih lakum 'amaalkum wa yaghfirlakum dzunubakum..

    BalasHapus

Posting Komentar

Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com

Lebih baru Lebih lama