Agar Anak Gairah Berpuasa

Tarqiyah : Dear Ayah Bunda…! Semoga kabar terbaik senantiasa menyertai Anda sekalian. Semoga buah hati Anda semakin menguatkan Anda untuk menjadi orangtua bijaksana.
Salah satu perjuangan cukup berat bagi para Ayah dan Bunda adalah mendampingi anak-anak yang tengah belajar shaum. Sementara fitrah anak itu banyak keinginan, banyak merajuk, pandai membuat alasan, lihai bersandiwara, dan lain-lain. Jadi, tidak sedikit anak yang pura-pura sakit perut, pura-pura haus yang tak tertahankan, pura-pura lemas tak berdaya hanya untuk dapat membatalkan shaumnya.
Ibadah shaum
Jika Bobi de Porter berpendapat tentang pentingnya seseorang merasakan manfaat atau merasa butuh terhadap sesuatu yang ia lakukan, atau lebih dikenal dengan istilah AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku), demikian pula dengan ibadah shaum. Perlu bagi kita untuk meyakinkan kepada mereka bahwa ibadah shaum itu mentramkan, menyehatkan dan membahagiakan. Atau dalam kata lain, anak perlu tahu tentang pentingnya menjalankan ibadah shaum sehingga apa yang mereka lakukan bukan semata-mata untuk menggugurkan kewajiban, melainkan untuk kehidupan mereka yang lebih baik.
Namun So, Ayah Bunda boleh intip dan copas beberapa saran berikut. Semoga bermanfaat.
  1. Lakukan latihan pada anak berdasarkan kemampuannya (gradualy)
Kemampuan anak 6 tahun tentu berbeda dengan anak 4 tahun. Jika usia 6 tahun sudah ada anak yang mampu melakukan ibadah shaum selama sebulan penuh, maka tidak bisa disamaratakan untuk anak-anak yang usianya lebih rendah. Namun yang harus kita pahami, anak-anak kita insyaAllah sudah bisa melakukan shaum di usia dini. Yang terpenting adalah tahapannya. Jadi, bagi putra putri yang masih berusia 3 tahun insyaAllah sudah bisa kita latih. Paling tidak, latihan sahur, latihan memperpanjang waktu sarapan, dan lain-lain.
  1. Jelaskan dan yakinkan tentang keistimewaan bulan Ramadhan versi bahasa anak
Seharusnya, manusia muslim dimanapaun akan sangat tergoda oleh hadirnya bulan Ramadhan. Demikian pula dengan anak, sejatinya mereka semakin bersemangat melakukannya setalah semakin yakin dengan fasilitas-fasilitas menarik yang Allah sediakan. Oleh karena itulah, perlu komunikasi yang baik pada mereka denvgan bahasa yang mudah mereka pahami. Contoh:
  • “Tahu gak sayang, di bulan Ramadhan itu, syaitan-syaitannya dipenjara dan tak akan mengganggu kita.”
  • “Ramadhan itu bulan berjuta hadiah. Allah menyediakan banyak hadiah lho untuk kita semua.”
  • “Shaum itu, bikin tubuh kita sehat. Jadi, kalau adik mau lebih enak badannya, shaum yang rajin ya..”
  1. Beri reward, baik reward harian maupun reward di akhir bulan shaum
kegiatan bermain. Namun bagaimanapun, mereka telah berkorban. Telah berusaha. So, betapa salah kita bila tak mengeapresiasinya dalam bentuk apapun. Beri pujian, beri acungan jempol, dan beri keyakinan bahwa Malaikat telah mengabadikan perjuangan mereka. Selanjutnya, boleh kita memberi sesuatu dalam bentuk materi. Contoh sederhana misalnya, menambah isi celengannya, membuatkan menu kesukaan mereka, membuat menu rahasia yang tidak mereka ketahui, dan reward-reward lainnya yang mendidik dan tidak memanjakan.
  1. Perkirakan menu makanan yang menggairahkan
Buat daftar menu untuk sebulan lamanya. Perkirakan, menu untuk berbuka dan menu untuk saur. Selama seharian penuh mereka membayangkan beragam makanan dan minuman. Bila menunya kurang berselera, ini akan cukup mengecewakan. Dan ingat, untuk poin yang kedua ini bukan semata-mata persoalan “harga” melainkan pada “cara”. Ibu yang kreatif tentu akan sangat cerdas mengolah makanan sederhana menjadi kudapan atau masakan yang memikat hati dan pandangan anak-anak.
  1. Lebih disiplin dengan mandi
Logika yang harus kita pahami adalah bahwa mandi itu bukan saja membersihkan melainkan menyegarkan. Nah, mandi bagi orang yang sedang beribdah shaum akan memulihkan keadaan. Yang semula lemas dan letih akan kembali segar dan kembali prima setelah mandi. Jadi supaya anak dapat lebih bertahan dengan shaumnya, minta ia mandi lebih cepat dari biasanya. Contoh, ketika pulang sekolah itu biasanya main dulu, usahakan agar mandi dulu supaya shaumnya selamat sampai maghrib.
  1. Beri kesibukan sehingga aksi batal shaum terlupakan
Aktivitas akan sangat menentukan kuatnya seorang anak menjalankan ibadah shaum. Jika mereka hanya berdiam diri tanpa kegiatan apapun, malah akan sangat rentan dengan rasa kantuk dan lapar. Sebaliknya, ketika mereka sibuk dengan berbagai kegiatan seperti bermain, belajar di sekolah, pergi ke suatu tempat, justru akan melupakan rasa laparnya. Namun hati-hati, jangan sampai terjebak pada konteks “asal anak punya kegiatan”. Tentu kita harus pilih-pilih. Jika aktivitasnya main game atau game online, tentu tidak terlalu baik dan bukan satu-satunya alat pengalihan yang efektif.
  1. Agendakan untuk buka shaum di luar
Sebetulnya, ini merupakan reward. Hampir mirip dengan poin pertama. Hanya untuk reward yang satu ini lebih bertujuan untuk menghadiahkan suasana kepada anak-anak. Alasannya, supaya anak memahami bahwa ramadhan itu benar-benar fun. Artinya, kesempatan untuk bisa makan di luar itu berlaku juga di bulan Ramadhan. Namun yang perlu diingat, acara seperti ini tidak perlu terlalu sering. Cukup 1-3 kali selama Ramadhan berlangsung. Jika terlalu sering, akan muncul negative impact yang tidak diharapkan. Manja, banyak menuntut, keinginannya harus serba terpenuhi, dan lain-lain. Dan karakter negatif itu semua, tentu tidak kita inginkan.
  1. Tahan Omongan Miring dari Orang-orang Sekitar
Idelaisme mendidik anak, kadang-kadang mendapat protes dari orang-orang sekitar. Termasuk dalam membelajarkan shaum. Tidak sedikit orang protes dengan dalih bahwa anak kecil belajar shaum itu tidak manusiawi. Nah, bila kita mendapat hal ini, cukup dengan bersikap tenang, tidak perlu reaktif dan tetap yakin bahwa anak kita bisa menjalani proses latihannya dengan baik.
Ayah Bunda yang budiman…! Demikian yang bisa sampaikan. Semoga menjadi inspirasi. Semoga kegigihan Ayah Bunda menjadi ladang pahala yang tak tak terkira nilainya. Semoga pula, latihan shaum yang dilakukan Ananda, menjadi bekal keshalihan dan ketangguhan (adversity quotient) bagi mereka sehingga lebih siap menjalani kehidupan.
Oleh: Miarti
 Wallahu A‘lam.

KATA MEREKA

Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com

Lebih baru Lebih lama