Pelajaran Sejarah dari Khadafi

Kematian pemimpin Libya yang terguling, Moammar Khadafi, telah menghebohkan dunia. Kisah kematiannya yang dramatis, hampir menyamai kehebohan saat pemimpin Irak, Saddam Hussein ditangkap dan digantung oleh pihak Sekutu, yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
Khadafi adalah salah satu orang paling berpengaruh di dunia, dibalik sikapnya yang terus menimbulkan pro dan kontra, baik di negaranya Libya maupun di percaturan internasional. Namun kematian orang ini, layak disebut sebuah putaran sejarah yang harus dianggap “pelajaran pahit”.
Nasib Khadafi dan rezimnya merupakan pelajaran pahit yang harus secara hati-hati dikaji oleh negara manapun di dunia ini. Hal ini berkaitan dengan gerakan-gerakan perubahan dan transformasi politik yang akan terus terjadi di banyak negara.
Kematian Khadafi, telah membuka era baru di Libya yang perlu menyelesaikan sebuah proses politik dengan tragis. Dengan merangkul semua segmen masyarakat dalam persatuan dan tanpa membiarkan ada ruang untuk ambisi pribadi, serta setiap perasaan dendam dan balas dendam, seharusnya Khadafi tak perlu berakhir tragis seperti itu. Ini pelajaran utama yang harus diambil dari Khadafi.
Khadafi, adalah pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa, bersikeras akan tetap berkuasa meski ia ditentang banyak pihak. Sebab, kekuasaannya itu adakalanya dijalankan dengan cara tangan besi.
Tapi seburuk apapun Khadafi dimata barat dan kaum revolusiner yang menggulingkanya di Libya, sosok Khadafi tetap mendapat tempat yang khusus Islam dari seluruh dunia.
Dia sosok eksentrik yang punya program-program sangat Islami, mulai pembinaan kepada para pemuda, mencetak para penghafal Al-quran, mengadakan buka puasa di seluruh dunia Islam hingga memberikan bantuan ke pihak-pihak yang membutuhkannya.
Dan yang tak kalah penting lagi Khadafi lewat lembaga keislaman yang ia dirikan, membangun banyak masjid diseluruh dunia, yang konon masjid-masjid tersebut bernama seperti nama dirinya, Muammar Khadafi.
Tapi jika menoleh ke fakta lain, ketika dunia telah menyaksikan kekejian yang terang-terangan yang dilakukan oleh Khadafi saat menghadapi demonstrasi rakyatnya sendiri sebelum terguling, orangpun boleh berfikir sebaliknya tentang lelaki ini.
Tercatat ratusan nyawa telah tewas ditembak oleh pasukan keamanan Khadafi yang sebagiannya menggunakan jasa pasukan keamanan “swasta”. Bahkan pesawat tempur pun Khadafi gunakan untuk membungkam aksi rakyatnya.
Namun, jauh lebih bijak jika kita melihat Khadafi dari dua sisi. Semua orang tentulah memiliki sisi positif dan negatif di dalam kepribadiannya.
Memang sulit untuk menolak penilaian bahwa Khadafi memang seorang pemimpin yang kejam. Bahkan Presiden AS Ronald Reagan mengatakan Khadafi sebagai “The crazy dog from middle east” (anjing gila dari timur tengah). Tetapi Khadafi tidak membalas makian tsb dengan mengatakan Ronald Reagan sebagai “The old dog from US” (Anjing tua dari AS).(*)
Harian Singgalang

KATA MEREKA

Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com

Lebih baru Lebih lama